Monday, October 31, 2011

KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS

KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS
Dalam masyarakat luas, tidak semua dapat menjadi pemimpin. Hanya orang-orang tertentu saja diangkat atau dipilih menjadi pemimpin dan yang lainnya menjadi orang yang dipimpin. Sebagai orang-orang yang dipimpin, kita harus pula menghormati pemimpin kita, dan sedapat mungkin bersama-sama pemimpin itu kita bergerak memajukan organisasi kita atau masyarakat kita. Demikian pula pemimpin harus berusaha, bekerja sebaik mungkin mengemban tugas kepemimpinannya agar dapat memenuhi harapan-harapan anggota yang dipimpinnya.
Pola kepemimpinan yang demokratis merupakan model yang patut menjadi sorotan zaman ini. Manusia menuntut satu sistem kepemimpinan yang lebih baikdan kerjasama yang dapat menguntungkan semua pihak dalam lingkungan organisasi.
A. Idealisme individu.
Pola kepemimpinan yang demokratis bertolak dari idealism kebudayaan kita. Itu sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman kita. Tujuan utama ialah untuk menggarisbawahi tujuan kita, maksud masyarakat kita, dan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat kita. Tiga dari idealism ini amat relevan dan fundalmental dihubungkan dengan kepeminpinan yang demokratis itu.
Idealisme yang pertama menjelaskan harkat dan martabat manusia sebagai satu individu. Manusia dalam hal ini menduduki urutan utama dalam lingkup kepemimpinan, baru lah kemudian menyusul benda material, termasuk teknologi dan peralatan lainnya. Segala urutan dan proses kepemimpinan harus lebih mengutamakan manusia. Manusia sebagai makhluk yang punya pikiran, akal, jasa, dan potensi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tertentu. Karena manusia punya atribut maka ia harus bertanggung jawab memanfaatkan atribut itu dan berusaha memperkembang orang lain, yang dalam hal ini ialah orang-orang yang berada dilingkungan kepemimpinan. Memang masyarakat yang terbaik terdiri dari individu yang dapat meningkatkan potensi mereka secara baik dan sempurna.
Idealisme kedua menunjuk pada pemanfaatan kuasa intelek untuk memecahkan permasalahan manusia. Sebagai pemimpin yang memiliki kelebihan dari anggota-anggota kelompok, sudah tentu memiliki kecakapan yang khusus dan itu dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Memang dalam setiap diri manusia terdapat emosi, yang seringkali amat mempengaruhi kuasa intelek, namun jika intelek dan emosi dapat berjalan bersama-sama dalam proses kepemimpinan akan menolong untuk memecahkan permasalahan dan untuk kesejahteraan manusia.
Idealisme ketiga menunjuk pada keyakinan atas kerjasama kelompok dalam usaha memecahkan berbagai macam masalah. Diharapkan semua anggota kelompok akan menyumbangkan pemikiran-pemikiran baru dan atas keterlibatan mereka dalam kesempatan ini akan menolong mereka lebih menyadari tanggungjawab mereka, meningkatkan dedikasi mereka melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang demokratis selalu akan memainkan fungsi untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi. Dua prestasi akhir yang selalu menjadi tujuan utama. Yang pertama agar masyarakat mengalami perubahan dan juga perbaikkan. Supaya tugas dapat terlaksana dengan baik, harus tercipta efisiensi kerja yang praktis. Sedangkan yang kedua menunjuk pada mereka yang bertugas melaksanakan pekerjaan. Diharapkan mereka sendiri telah mengalami perubahan. Mereka telah berhasil memanfaatkan tenaga kerjanya dengan baik, dan mereka sendiri telah memiliki pandangan dan pengertian yang lebih luas. Bilamana mereka telah dapat memperkambang potensi yang dimiliki oleh orang-orang lain. Dengan demikian, maka terpadulah satu kekuatan kerja, melaksanakan pekerjaan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kepemimpinan yang demokratis sang pemimpin bertindak sebagai seorang anggota kelompok dalam menetapkan tujuan, memilih cara melakukan, dan membagi-bagi tugas kepada para pegawai. Dari sini tampak bahwa banyak kebijaksanaan yang datangnya dari bawahan. Bersama-sama anggota kelompok pemimpin bertanggungjawab untuk mencapai sukses. Di dalam corak kepemimpinan yang demokratis inilah adanya kemungkinan semua anggota dalam kelompok boleh turut berperan serta dalam mengambil keputusan penting. Kesatuan kerja pun tampak jelas, dan semuanya melaksanakan tugas penuh tanggungjawab.

B. Motivasi
Kepemimpinan yang demokratis merupakan bagian yang lebih disukai banyak orang. Tetapi model kepemimpinan semacam ini bukanlah timbul secara tiba-tiba. Bukan pula hal itu sebagai akibat kebijaksanaan yang dibuat oleh mereka yang sedang menduduki jabatan penting. Hal ini adalah suatu hasil motivasi yang lahir dari hati manusia, dan secara sadar menunjukkan prestasi kerja yang tinggi. Memang secara alamiah manusia memiliki motivasi yang tinggi, dan seorang pemimpin harus tahu betul akan hal ini. Seorang pemimpin yang berusaha menekankan pola kepemimpinan demokratis dalam pelayanannya punya keyakinan seperti yang tercantum di bawah ini:
1. Kesejahteraan kelompok terjamin atas dasar terpenuhinya kesejahteraan masing-masing individu.
2. Keputusan diambil melalui kerjasama. Keputusan bersama lebih kuat dan serasi, dibandingkan dengan keputusan perorangan.
3. Setiap buah pikiran didengar secara terbuka.
4. Setiap anggota kelompok dapat menyampaikan pendapat masing-masing.
5. Demokratis harus menjadi cara hidup.
6. Kemajuan datang dari dalam kelompok, bukan dari luar kelompok.
7. Metode demokrasi adalah yang lebih efisien.
8. Setiap orang tidak tergantung sama lain.
9. Saling mengisi dalam kelompok. Kasih sayang satu sama lain merupakan komponen penting dalam kepemimpinan di tengah masyarakat demokratis.

No comments:

Post a Comment