Monday, December 24, 2012

Pembenaran kalimat

Cuaca hari ini lagi ga kompak. Matahari tak henti-hentinya memancarkan sinarnya yang dahsyat. Bel sekolah SMU Persada telah berbunyi. Murid-murid terlihat sedang menunggu mobil jemputan masing-masing. Ada pula yang berlari mencari tempat berteduh. Disudut lain terlihat rombongan cewek yang sibuk menutupi muka lantaran takut terkena sinar matahari.

Saat orang-orang sibuk mencari tempat berteduh dan menutupi muka dari sinar matahari, di kejauhan tepatnya di lapangan basket, seorang cewek tengah asik mendribel bola tanpa peduli dengan panasnya terik matahari. Cewek itu kelihatan cuek banget, sampai-sampai tidak peduli dengan peluh yang membasahi sekujur tubuhnya.

Kalimat pembenaran :

Cuaca hari ini sedang tidak bersahabat. Matahari tidak berhenti memancarkan sinarnya yang dahsyat. Bel sekolah SMU Persada telah berbunyi. Para murid tampak sedang menunggu mobil jemputan masing-masing. Ada juga yang berlari mencari tempat berteduh. Di sisi lain terlihat sekumpulan murid perempuan yang sedang menutupi wajah mereka agar tidak terkena sinar matahari.

Saat orang-orang sibuk mencari tempat berteduh dan menutupi wajah mereka dari sinar matahari, terdapat seorang perempuan di lapangan basket yang sedang mendribel bola tanpa memperdulikan panas matahari dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya.

Friday, December 21, 2012

Pengertian Kalimat & Teori kalimat efektif

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. – The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)

1. Predikat (P)

Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.

Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:

a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu./p>

b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.

c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.

d. Makanan itu mahal.

e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.

f. Anda guru?

g. Anak kami tiga.

h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.

i. Dia dari Medan

j. Pak Nurdin ke Saudi.

Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai predikat.

Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.

2. Subjek (S)

Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek. Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:

1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.

2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.

3. Tiga adalah sebuah angka.

4. Sakit bisa dialami semua orang.

3. Objek (O)

Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.

Berikut contoh objek dalam kalimat:

a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.

b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.

c. Kami telah memicarakan hal itu

Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)

4. Pelengkap (PEL)

Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.

Contoh:

a. Indonesia berdasarkan Pancasila

b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan

c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan (K)

Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.

Contoh:

a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.

b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.

c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.

d. Tono mencabut paku dengan tang.

e. Dengan tang Tono mencabut paku.

f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.

Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.

Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:

a. Kami telah mengengoknya kemarin.

b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

TUJUAN KALIMAT EFEKTIF

1. Dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.

2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara atau penulis.

SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF

Secara garis besar kalimat efektif mempunyai syarat-syarat yaitu sebagai berikut :

1.GRAMATIKAL

Ciri pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat dikatakan gramatikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu penutur asli mempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.

Contoh : Surat itu saya telah tanda tangani

Seharusnya : Surat itu telah saya tanda tangani

2.LOGIS

Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.

Contoh : Kuda memanjat pohon

Seharusnya : Tidak masuk akal apabila kuda dapat memanjat pohon