Monday, October 31, 2011

Kualitas Yang Harus Dimiliki Oleh Pemimpin Demokratis

Kualitas Yang Harus Dimiliki Oleh Pemimpin Demokratis
Seorang pemimpin demokratis harus mempunyai kualitas yang baik dibandingkan dengan anggota-anggota kelompoknya, yaitu antara lain :
1. Seorang yang rohaniah atau beribadah (Sprittual man)
2. Seorang yang berpandangan jauh ke depan (man of vision)
3. Seorang yang rendah hati (humble man)
4. Seorang yang sabar (patient man)
5. Seorang yang suka memahami (man of understanding)
6. Seorang yang memahami tanggung jawab dan maksud dari tiap-tiap anggotanya (man of responsibility and purpose)
7. Seorang yang berani (man of courage)
8. Seorang yang berpendirian teguh (man of integrity)
9. Seorang yang setia dan jujur (loyal)

Sifat-sifat dan tingkah laku Pemimpin Demokratis

Sifat-sifat dan tingkah laku Pemimpin Demokratis
Seorang pemimpin demokratis yang baik harus mempunyai sifat dan tingkah laku yang baik untuk menjadi panutan bagi setiap anggota-anggota kelompoknya, yaitu antara lain :
a. Sanggup mengadaptasi diri, tidak mudah gentar, suka mengadakan eksperimen, dan berani mencoba hal-hal yang baru.
b. Tulus ikhlas, teguh pendirian dan jujur.
c. Tidak memihak.
d. Berani mengambil keputusan.
e. Berinisiatif.
f. Polos dan original.
g. Cerdas, suka mengadakan observasi, ingin mengetahui, terbuka menerima gagasan, panjang akal, cerdik, dan sanggup menghadapi permasalahan.
h. Mempunyai pertimbangan akal sehat.
i. Berkeyakinan.

Pada umumnya rata-rata orang yang menduduki jabatan kepemimpinan memiliki keistimewahan dari anggota-anggota kelompok yang dipimpinnya dalam hal-hal berikut :

a. Pandai bergaul
b. Berinisiatif
c. Memiliki pendirian
d. Tahu akan pekerjaannya
e. Mempunyai keyakinan sendiri
f. Waspada selalu dan mengerti situasi
g. Suka berkerjasama
h. Populer di kalangan kelompok
i. Pandai menyesuaikan diri
j. Fasih berkomunikasi

Kualitas Seorang Pemimpin Yang Demokratis

Kualitas Seorang Pemimpin Yang Demokratis
Dari hasil yang telah dibuat, hasilnya menunjukkan bahwa pemimpin yang baik dan sukses menunjukan tingkah laku sebagai berikut :
a. Bersemangat, penuh energy.
b. Percaya diri.
c. Mengerti arah dan tujuan organisasi.
d. Tampil secara teknis :
1. Memiliki kompetensi dan memahami beberapa bidang pekerjaan.
2. Terampil melakukan tugas, mampu menerima ide dari orang lain, dan sanggup mendorong semangat mereka.
3. Sanggup untuk berkerja sama.
4. Sanggup membuat orang-orang merasa penting.
5. Sanggup mengorganisasikan dan mendelegasikan tanggung jawab.
6. Sanggup mengungkapkan dengan jelas buah-buah pikiran, baik secara lisan dan tertulis.
e. Mempunyai pandangan yang luas, dan sanggup menghadapi kenyataan.
f. Mempunyai Sifat-sifat personalities :
1. Sederhana dalam pembawaan, dipadukan dengan peningkatan diri sendiri.
2. Suka bersahabat, dan memiliki kasih sayang.
3. Suka bergaul, dan bermurah hati.
4. Tidak congkak dan tidak sombong.
5. Bijaksana
6. Ramah tamah, terbuka dan jujur.
7. Suka melayani orang lain.
8. Berani mempertahankan kebenaran.
9. Memiliki humor.

Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Demokratis

Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Demokratis
Sebagaimana telah disinggung bahwa kepemimpinan adalah suatu aksi atau tindakan. Demikian pula harapan yang dikembangkan agar dapat terlaksana dengan baik, dan menjadi kenyataan tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Memang pada hakikatnya, kepemimpinan yang demokratis menunjukkan ciri-ciri yang tampak jelas dari dalam motivasi yang jujur.
Ciri-ciri kepemimpinan yang demokratis antara lain:
1. Prosesnya meningkatkan kemampuan pribadi dalam usaha menyesuiakan diri, membantu memecahkan permasalahan, menolong untuk memperoleh kepuasan hati, memelihara gerak emosi, dan tumbuh dalam sikap dan tingkah laku yang matang.
2. Kemampuan diukur sesuai dengan apa yang berlaku kepada orang-orang lain.
3. Kepemimpinan itu tumbuh dari tindakan bersama untuk memecahkan permasalahan, dan bukan menjadi hak istimewa seseorang.
4. Kepemimpinan itu datangnya dari jumlah kelompok, dan bukan dari sumber luar. Oleh karena itu amatlah penting menyesuaikan diri dengan anggota kelompok. Jika ternyata seorang pemimpin tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan anggota staf atau dengan anggota kelompok, boleh jadi ia akan gagal atau kurang mendapatkan pengakuan sebagai seorang yang berbobot.
5. Kepemimpinan harus dapat memperkembangkan dan meningkatkan daya dan potensi setiap anggota kelompok untuk kebaikan umum.
6. Kepemimpinan harus dapat menyusun peraturan, menjalankan keputusan dan kebijaksanaan lainnya dengan baik.
7. Kepemimpinan harus dapat menbantu anggota kelompok untuk mendapatkan satu consensus.

KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS

KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS
Dalam masyarakat luas, tidak semua dapat menjadi pemimpin. Hanya orang-orang tertentu saja diangkat atau dipilih menjadi pemimpin dan yang lainnya menjadi orang yang dipimpin. Sebagai orang-orang yang dipimpin, kita harus pula menghormati pemimpin kita, dan sedapat mungkin bersama-sama pemimpin itu kita bergerak memajukan organisasi kita atau masyarakat kita. Demikian pula pemimpin harus berusaha, bekerja sebaik mungkin mengemban tugas kepemimpinannya agar dapat memenuhi harapan-harapan anggota yang dipimpinnya.
Pola kepemimpinan yang demokratis merupakan model yang patut menjadi sorotan zaman ini. Manusia menuntut satu sistem kepemimpinan yang lebih baikdan kerjasama yang dapat menguntungkan semua pihak dalam lingkungan organisasi.
A. Idealisme individu.
Pola kepemimpinan yang demokratis bertolak dari idealism kebudayaan kita. Itu sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman kita. Tujuan utama ialah untuk menggarisbawahi tujuan kita, maksud masyarakat kita, dan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat kita. Tiga dari idealism ini amat relevan dan fundalmental dihubungkan dengan kepeminpinan yang demokratis itu.
Idealisme yang pertama menjelaskan harkat dan martabat manusia sebagai satu individu. Manusia dalam hal ini menduduki urutan utama dalam lingkup kepemimpinan, baru lah kemudian menyusul benda material, termasuk teknologi dan peralatan lainnya. Segala urutan dan proses kepemimpinan harus lebih mengutamakan manusia. Manusia sebagai makhluk yang punya pikiran, akal, jasa, dan potensi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tertentu. Karena manusia punya atribut maka ia harus bertanggung jawab memanfaatkan atribut itu dan berusaha memperkembang orang lain, yang dalam hal ini ialah orang-orang yang berada dilingkungan kepemimpinan. Memang masyarakat yang terbaik terdiri dari individu yang dapat meningkatkan potensi mereka secara baik dan sempurna.
Idealisme kedua menunjuk pada pemanfaatan kuasa intelek untuk memecahkan permasalahan manusia. Sebagai pemimpin yang memiliki kelebihan dari anggota-anggota kelompok, sudah tentu memiliki kecakapan yang khusus dan itu dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Memang dalam setiap diri manusia terdapat emosi, yang seringkali amat mempengaruhi kuasa intelek, namun jika intelek dan emosi dapat berjalan bersama-sama dalam proses kepemimpinan akan menolong untuk memecahkan permasalahan dan untuk kesejahteraan manusia.
Idealisme ketiga menunjuk pada keyakinan atas kerjasama kelompok dalam usaha memecahkan berbagai macam masalah. Diharapkan semua anggota kelompok akan menyumbangkan pemikiran-pemikiran baru dan atas keterlibatan mereka dalam kesempatan ini akan menolong mereka lebih menyadari tanggungjawab mereka, meningkatkan dedikasi mereka melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang demokratis selalu akan memainkan fungsi untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi. Dua prestasi akhir yang selalu menjadi tujuan utama. Yang pertama agar masyarakat mengalami perubahan dan juga perbaikkan. Supaya tugas dapat terlaksana dengan baik, harus tercipta efisiensi kerja yang praktis. Sedangkan yang kedua menunjuk pada mereka yang bertugas melaksanakan pekerjaan. Diharapkan mereka sendiri telah mengalami perubahan. Mereka telah berhasil memanfaatkan tenaga kerjanya dengan baik, dan mereka sendiri telah memiliki pandangan dan pengertian yang lebih luas. Bilamana mereka telah dapat memperkambang potensi yang dimiliki oleh orang-orang lain. Dengan demikian, maka terpadulah satu kekuatan kerja, melaksanakan pekerjaan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kepemimpinan yang demokratis sang pemimpin bertindak sebagai seorang anggota kelompok dalam menetapkan tujuan, memilih cara melakukan, dan membagi-bagi tugas kepada para pegawai. Dari sini tampak bahwa banyak kebijaksanaan yang datangnya dari bawahan. Bersama-sama anggota kelompok pemimpin bertanggungjawab untuk mencapai sukses. Di dalam corak kepemimpinan yang demokratis inilah adanya kemungkinan semua anggota dalam kelompok boleh turut berperan serta dalam mengambil keputusan penting. Kesatuan kerja pun tampak jelas, dan semuanya melaksanakan tugas penuh tanggungjawab.

B. Motivasi
Kepemimpinan yang demokratis merupakan bagian yang lebih disukai banyak orang. Tetapi model kepemimpinan semacam ini bukanlah timbul secara tiba-tiba. Bukan pula hal itu sebagai akibat kebijaksanaan yang dibuat oleh mereka yang sedang menduduki jabatan penting. Hal ini adalah suatu hasil motivasi yang lahir dari hati manusia, dan secara sadar menunjukkan prestasi kerja yang tinggi. Memang secara alamiah manusia memiliki motivasi yang tinggi, dan seorang pemimpin harus tahu betul akan hal ini. Seorang pemimpin yang berusaha menekankan pola kepemimpinan demokratis dalam pelayanannya punya keyakinan seperti yang tercantum di bawah ini:
1. Kesejahteraan kelompok terjamin atas dasar terpenuhinya kesejahteraan masing-masing individu.
2. Keputusan diambil melalui kerjasama. Keputusan bersama lebih kuat dan serasi, dibandingkan dengan keputusan perorangan.
3. Setiap buah pikiran didengar secara terbuka.
4. Setiap anggota kelompok dapat menyampaikan pendapat masing-masing.
5. Demokratis harus menjadi cara hidup.
6. Kemajuan datang dari dalam kelompok, bukan dari luar kelompok.
7. Metode demokrasi adalah yang lebih efisien.
8. Setiap orang tidak tergantung sama lain.
9. Saling mengisi dalam kelompok. Kasih sayang satu sama lain merupakan komponen penting dalam kepemimpinan di tengah masyarakat demokratis.

Monday, October 10, 2011

DAERAH PENGARUH

Metode-metode mempengaruhi seperti diatas dilakukan dalam banyak konteks, hal ini benarbila kita mendasarkan pada kenyataan bahwa O dan P dapat ditafsirkan sebagai kelompok maupun individual. Oleh karena itu, daerah pengaruh mencangkup hubungan-hubungan : Antar perseorangan, kelompok dengan seseorang, kelompok dengan kelompok, dan seorang dengan kelompok.

ELEMEN-ELEMEN PROSES MEMPENGARUHI

Proses mempengaruhi mencangkup 3 unsur : Orang yang mempengaruhi (O), metode mempengaruhi (), dan orang yang dipengaruhi (P). Secara singkat proses mempengaruhi dapat digambarkan sebagai O  P. Pada hakekatnya, O mempunyai empat sarana yang tersedia untuk mempengaruhi P. Diambil dari bentuk kekuasaan, sarana-sarana tersebut adalah kekuatan phisik, penggunaan sanksi (positif dan negative), keahlian dan kharisma (daya tarik). Kekuasaan phisik sebagai suatu sarana paksaan atau penggunaan kekerasan dan merupakan bentuk pengaruh paling kasar. Hal ini melibatkan ancaman atau penggunaan kekuatan nyata untuk mempengaruhi kegiatan dan mendsapatkan persetujuan.
Sanksi-sanksi positif dan negative adalah sarana sederhana untuk meenghargai atau menghukum. Penggunaan keahlian sebagai suatu wewenang juga dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu juga dapat mempengaruhi seseorang. Pengaruh daya tarik pribadi juga dapat mempengaruhi posisi atau kedudukan dalam suatu organisasi dan memungkinkan seseorang dipandang berkualitas dan berkepribadian oleh para anggota yang menempati kedudukan lebih bawah.

PENGARUH, KEKUASAAN DAN WEWENANG

Dari pendapat Scott dan Mitchell tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pengaruh adalah kegiatan-kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Sebagai contoh, seorang karyawan yang bekerja keras mungkin akan mempengaruhi orang lain untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempunyai pengaruh. Mempunyai kekuasaan berarti mempunyai kemampuan untuk merubah perilaku atau sikap individu-individu lainnya. Dalam contoh diatas, orang yang bekerja keras akan mungkin mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi kelompok kerjanya bila dia merupakan orang yang mempunyai pengaruh di dalam kelompoknya. Wewenang adalah salah satu tipe kekuasaan. Hal ini didasarkan pada pengakuan secara sah atau menurut hukum atas suatu usaha untuk mempengaruhi.

PENGERTIAN PENGARUH

Menurut Scott dan Mitchell pengaruh merupakan suatu transaksi social dimana seorang atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan. Sumber-sumber pengaruh untuk perseorangan atau kelompok dalam organisasi terdapat pada status jabatan, system pengawasan atau balas jasa dan hukuman, pengawasan finansial (anggaran), pemilikan informasi dan penguasaan saluran komunikasi.
Seseorang bersedia menjalankan permintaan orang yang dapat mempengaruhinya secara efektif karena merasa dirinya puas kalau memang dapat melaksanakan apa yang diminta oleh orang berpengaruh tersebut. Motivasi seseorang dapat bersifat dari tercapainya hasil-hasil yang maksimum, diperolehnya imbalan material atau perasaan disukai atau diterima oleh orang lain. Jadi, seseorang menjadi secara otomatis menuruti apa yang diminta oleh orang yang berpengaruh tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih.

PROSES MEMPENGARUHI : WEWENANG DAN KEKUASAAN

PROSES MEMPENGARUHI : WEWENANG DAN KEKUASAAN

Suatu proses adalah setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan - tujuan organisasi. Proses mempengaruhi, pengambilan keputusan, dan komunikasi adalah proses – proses manajerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Ketiga proses organisasi dan manajemen ini merupakan bagian vital system organisasi formal dan mempunyai implikasi – implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.

Thursday, April 14, 2011

IBD KELOMPOK (BUDAYA MADURA)

1. PENGERTIAN BUDAYA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
2. ASAL USUL KATA BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
3. 7 KOMPONEN BUDAYA (MADURA) :
a. BAHASA (MADURA)
Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi,Kepulauan Kangean, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan. Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibunda mereka.
KosaKata Bahasa Madura
Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.
Contoh :
 bhila (huruf "a" dibaca [e] (info)) sama dengan bila = kapan
 oreng = orang
 tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
 dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
 tanya = sama dengan tanya
 cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau)
 onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
 Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?
Sistem Pengucapan Bahasa Madura
Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi. Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun demikian penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah. Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [É™] dan [o].
Dialek-dialek Bahasa Madura
Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:
 Dialek Bangkalan
 Dialek Sampang
 Dialek Pamekasan
 Dialek Sumenep, dan
 Dialek Kangean
Dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini seringkali bercampur dengan Bahasa Jawa sehingga kerap mereka lebih suka dipanggil sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura.
Contoh pada kasus kata ganti "kamu":
 kata be'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep.
 sedangkan kata kakeh untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang.
 Heddeh dan Seddeh dipakai di daerah pedesaan Bangkalan.
Khusus Dialek Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Bahasa Madura yang karena berbedanya hingga kerap dianggap bukan bagian Bahasa Madura, khususnya oleh masyarakat Madura daratan.
Contoh:
 akoh: saya (sengko' dalam bahasa Madura daratan)
 kaoh: kamu (be'en atau be'na dalam bahasa Madura daratan)
 berrA' : barat (berre' dengan e schwa dalam bahasa Madura daratan)
 morrAh: murah (modhe dalam bahasa Madura daratan)
b. SENI (MADURA)
Madura merupakan pulau kecil yang kaya dengan kesenian dan budaya lokal, Madura terdiri dari empat kabupaten, yaitu kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Pada masing-masing kabupaten tersebut mempunyai kekayaan dibidang seni yang berbeda-beda.
Kabupaten Sumenep sampai saat ini terkenal dengan kota budaya di Madura karena disan terdapat banyak jenis seni-budaya yang terus berkembang, misalnya tari, lludruk, macopat, topeng dan masih banyak yang lainnya. Bagi masyarakat Madura, bulan Agustus hingga September adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu, karena saat inilah mereka panen raya tembakau. Meskipun harga tembakau anjlok tetapi warga tetap mensyukurinya. Mereka menggelar pangelaran seni yang menampilkan berbagai kesenian khas Madura hingga karapan sapi. Kembang api ini menandai dibukanya pangelaran seni yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas panen raya tembakau. Warga yang berkumpul di alun-alun Kota Pamekasan Madura, Jawa Timur, dihibur dengan aneka tarian yang diiringi dengan musik tradisional kas Pamekasan yang disebut musik dault. Musik ini merupakan musik tradisional yang kerap digunakan untuk membangunkan warga saat sahur tiba. Dalam pertunjukkan musik dault ini, seluruh pemain musik dan penari memakai topeng. Dalam tariannya, para penari membawa tong kosong. Tong ini melambangkan kritik pada pemimpin yang bisanya hanya bicara nyaring seperti tong kosong. Tarian lain yang dipentaskan adalah tari Samper Nyacek. Konon, tarian ini merupakan tarian para putri Keraton Sumenep yang mengambarkan kepedulian mereka terhadap petani. Tarian yang gerakannya berdasarkan gerakan menanam padi ini dilanjutkan dengan Tari Pecot, kas Kabupaten Bangkalan. Tarian ini juga melambangkan kehidupan petani saat bekerja di sawah. Pesta rakyat ini ditutup dengan karapan sapi yang digelar keesokan harinya. Dalam karapan sapi ini, gengsi para peternak sapi dipertaruhkan. Karena karapan sapi yang disebut Gubeng ini adalah yang terbesar.

c. TEKNOLOGI MADURA
Sudah sejak lama Madura telah menjadi pembicaraan masyarakat, sekalipun pulau yang satu ini tidak besar akan tetapi penduduknya mempunyai kepribadian yang khas dan menarik untuk dibicarakan. Bila bepergian di seantero kepulauan di Indonesia hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan orang yang berasal dari Madura. Sosok orang Madura akan segera dikenal oleh siapapun karena mereka memang mempunyai ciri tersendiri, khususnya bila mereka berbicara. Penjual sate, soto, tukang potong rambut tradisional atau penjual barang bekas di mana-mana umumnya orang Madura. Oleh karenanya soto dan sate yang paling terkenal adalah soto dan sate Madura, saking terkenalnya ada juga sekalipun memakai label Madura akan tetapi penjualnya bukan orang Madura. Untuk mempertahankan hidupnya atau untuk mencapai tujuan hidupnya orang Madura tidak segan-segan melakukan ke tempat lain. Hal ini tidak saja mereka lakukan pada saat kini di mana transportasi sudah sedemikian majunya karena kemajuan teknologi akan tetapi sejak jaman kerajaan dan penjajahan Belanda mereka telah melakukannya, utamanya sebagai reaksi terhadap perlakukan penguasa pada saat itu. Rasanya tidak terlalu berlebihan mengapa mereka melakukan hal tersebut, karena mereka belajar agama di mana hijrah Muhammad SAW menjadi acuhannya. Sebagaimana orang agraris pada umumnya masyarakat Madura di perantauan selalu terikat pada tanah leluhurnya sehingga pada waktu-waktu tertentu pulang kembali ke Madura biasanya pada waktu Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi. Pada saat itulah lalu lintas penyeberangan feri menjadi padat sekali dalam waktu setidak-tidaknya selama seminggu. Tentu saja mereka datang dengan membawa uang dan barang di perantauan untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halamannya. Uang ini mengalir ke kampung halaman pada waktu mereka pulang ada kalanya mereka yang telah berhasil di perantauan mengirim uang ke tempat asal kepada keluarga yang ditinggalkannya untuk keperluan konsumsi atau dipakai untuk modal kerja. Menabung merupakan salah satu kebiasaan orang Madura tidak saja dalam bentuk uang akan tetapi juga dalam bentuk perhiasan emas. Tabungan ini digunakan bukan saja untuk berjaga-jaga akan tetapi pada umumnya mereka gunakan untuk pergi haji ke tanah suci Mekah. Untuk pergi ke tanah suci mereka melakukan upaya sekuat tenaga karena kepergiannya adalah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana diwajibkan oleh Agama, dan masyarakat Madura yang lain memberikan penghargaan yang tinggi dengan menempatkan mereka yang pergi haji sebagai orang yang mempunyai status yang lebih dari masyarakat biasa. Kepergiannya akan dihantarkan dengan sebuah kebesaran dan kedatangan dielu-elukannya, mereka menganggap haji bukan hanya sebagai sebutan, lebih dari itu mereka dianggap sebagai orang suci. Teantu saja peristiwa ini menimbulkan kegiatan ekonomi yang besar, kalau kita pandai-pandai memanfaatkannya sebagai peluang.
d. MATA PENCHARIAN MASYARAKAT MADURA
Sudah sejak lama Madura telah menjadi pembicaraan masyarakat, sekalipun pulau yang satu ini tidak besar akan tetapi penduduknya mempunyai kepribadian yang khas dan menarik untuk dibicarakan. Bila bepergian di seantero kepulauan di Indonesia hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan orang yang berasal dari Madura. Sosok orang Madura akan segera dikenal oleh siapapun karena mereka memang mempunyai ciri tersendiri, khususnya bila mereka berbicara. Penjual sate, soto, tukang potong rambut tradisional atau penjual barang bekas di mana-mana umumnya orang Madura. Oleh karenanya soto dan sate yang paling terkenal adalah soto dan sate Madura, saking terkenalnya ada juga sekalipun memakai label Madura akan tetapi penjualnya bukan orang Madura. Untuk mempertahankan hidupnya atau untuk mencapai tujuan hidupnya orang Madura tidak segan-segan melakukan ke tempat lain. Hal ini tidak saja mereka lakukan pada saat kini di mana transportasi sudah sedemikian majunya karena kemajuan teknologi akan tetapi sejak jaman kerajaan dan penjajahan Belanda mereka telah melakukannya, utamanya sebagai reaksi terhadap perlakukan penguasa pada saat itu. Rasanya tidak terlalu berlebihan mengapa mereka melakukan hal tersebut, karena mereka belajar agama di mana hijrah Muhammad SAW menjadi acuhannya. Sebagaimana orang agraris pada umumnya masyarakat Madura di perantauan selalu terikat pada tanah leluhurnya sehingga pada waktu-waktu tertentu pulang kembali ke Madura biasanya pada waktu Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi. Pada saat itulah lalu lintas penyeberangan feri menjadi padat sekali dalam waktu setidak-tidaknya selama seminggu. Tentu saja mereka datang dengan membawa uang dan barang di perantauan untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halamannya. Uang ini mengalir ke kampung halaman pada waktu mereka pulang ada kalanya mereka yang telah berhasil di perantauan mengirim uang ke tempat asal kepada keluarga yang ditinggalkannya untuk keperluan konsumsi atau dipakai untuk modal kerja. Menabung merupakan salah satu kebiasaan orang Madura tidak saja dalam bentuk uang akan tetapi juga dalam bentuk perhiasan emas. Tabungan ini digunakan bukan saja untuk berjaga-jaga akan tetapi pada umumnya mereka gunakan untuk pergi haji ke tanah suci Mekah. Untuk pergi ke tanah suci mereka melakukan upaya sekuat tenaga karena kepergiannya adalah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana diwajibkan oleh Agama, dan masyarakat Madura yang lain memberikan penghargaan yang tinggi dengan menempatkan mereka yang pergi haji sebagai orang yang mempunyai status yang lebih dari masyarakat biasa. Kepergiannya akan dihantarkan dengan sebuah kebesaran dan kedatangan dielu-elukannya, mereka menganggap haji bukan hanya sebagai sebutan, lebih dari itu mereka dianggap sebagai orang suci. Tentu saja peristiwa ini menimbulkan kegiatan ekonomi yang besar, kalau kita pandai-pandai memanfaatkannya sebagai peluang.

e. SISTEM AGAMA
Agama mereka sebagian besar adalah Islam dan sebuah minoritas kecil ada yang beragama Kristen.Suku Madura juga banyak dijumpai di propinsi lain seperti Kalimantan, di Sampit dan Sambas. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang dan dominan di pasar-pasar. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan, buruh, pengumpul besi tua dan barang-barang rongsokan lainnya. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang keras dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan Larung Sesaji). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa “Lebbi Bagus Pote Tollang, atembang Pote Mata”. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Tradisi carok juga berasal dari sifat itu.

f. SISTEM ORGANISASI
Organisasi MADURA BERSATU adalah merupakan wadah/forum komonikasi khususnya warga madura dalam skala nasional untuk saling menukar informasi dan bekerjasama membantu pemerintah mewujudkan masyarakat yang berpotensi disegala bidang.organisasi ini akan mendidik para anggota untuk mengedepankan intelektualitas dan membuang otoriter ataupun premanisme.sehingga imet warga madura dimata nasional menjadi warga yang disegani dan sebagai tauladan warga lain karena potensi yang dikembangkan didalamnya.kami yakin warga madura adalah berlian murni yang saat ini masih tumbuh dan berkembang secara alami.bila kita memoles dengan tehnologi dan intelektualitas maka warga madura akan menjadi orang-orang sukses dan tentunya patut untuk diperhitungkan.
Kita bias melihat,begitu banyak masyarakat madura yang sukses diseluruh Indonesia itu artinya masyarakat madura memiliki potensi baik di skala Pemerintahan ataupun di perdagangan dan perindustrian.permasalahan saat ini diantara yang sukses dengan yang berusaha untuk sukses belum ada yang menjembatani.karena itu MADURA BERSATU akan berusaha untuk menjadi penghubung antara masyarakat yang telah sukses dengan yang mau sukses.bahkan organisasi ini akan menjadi wadah keduanya agar terjadi saling mengisi dan mengangkat derajat ekonomi,sosial dan budaya .
Organisasi MADURA BERSATU bersama-sama dengan pemerintah dan segenap warga madura akan membangun serta mengembangkan potensi untuk mengentas kemiskinan dan pendewasaan demokrasi.
Oleh karena itu kami sangat mengharap kepada segenap warga madura untuk proaktif dan saling memberi informasi serta pemikiran untuk mewujudkan hal tersebut diatas.

g. SISTEM PENGETAHUAN
Tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi, cenderung meninggalkan jenjang pendidikan tinggi dan melanjutkan ke Pesantren.

Sunday, March 20, 2011

Manusia dan Cinta Kasih

Sebagai manusia tentu memiliki rasa cinta dan kasih kepada sesama. Cinta adalah rasa sayang dan rasa mengasihi yang dimiliki oleh manusia, tidak semua manusia bisa mencintai manusia lainnya, tidak setiap manusia bisa mengasihi manusia lainnya, karena hanya manusia yang benar-benar mengasihi seorang yang bisa merasakan arti cinta dan kasih sayang.
Cinta dan Kasih adalah hal yang lumrah yang dirasakkan oleh setiap manusia, karena manusia belum dikatakan sempurna jika belum memiliki rasa cinta dan kasih. Ketika manusia tidak memiliki rasa cinta kasih, manusia tersebut tidak ubahnya seperti robot.

Cinta dibagi kedalam 3 golongan :
1. 1.Cinta Kepada Tuhan
2. 2.Cinta Kepada Orang tua
3. 3.Cinta Kepada Sesama

 Cinta Kepada Tuhan
Kita sebagai Mahluk ciptaan Tuhan, harus bersyukur dan mencintai pencipta kita yang memberikan wujud yang sempurna, karena manusialah makhluk yang diciptakan oleh Allah yang paling sempurna. Kita sebagai manusia telah diberikan akal, pikiran dan nafsu, manusia tidak seperti malaikat yang hanya di berikan akal dan pikiran, tetapi tidak diberikan nafsu dan kita tidak sama dengan hewan yang hanya diberikan nafsu dan akal. Kita adalah makhluk sempurna yang diciptakan lengkap dengan akal, pikiran,dan nafsu yang diberikan oleh Tuhan. Oleh karena itulah kita sebagai manusia harus bersyukur dan mencintai Tuhan yang menciptakan kita secara sempurna.

 Cinta kepada Orang Tua
Kita tidak bisa hidup dan dilahirkan dibumi ini tanpa adanya orang tua. Mereka orang yang paling berjasa dalam hidup kita, bagaimana tidak, ibu yang mengandung kita membawa kita selama 9 bulan lamanya dan beliau tidak pernah mengeluh dengan adanya kita yang terkadang membuat sang ibu mual karna aktifitas kita dirahim beliau. Ketika kita lahir di dunia, disusui nya kita selama kurang lebih 2 tahun, diajarinya dengan penuh kesabaran,di mandikan nya dia dengan penuh perhatian, di didiknya dengan kearifan, kita diajari bagaimana cara berbudi luhur. Ayah yang selalu berharap anaknya lahir sempurna, tampan apabila anaknya lelaki dan cantik jika kelak anaknya perempuan. Ketika kita lahir, maka ayahlah yang meng-adzankan kita untuk pertama kalinya. Oleh karena itulah kita harus mencintai mereka sebagai orang tua kita, jangan ragu untuk membantunya ketika mereka butuh bantuan dan jangan ragu untuk mencintai mereka.

 Cinta kepada Sesama
Tuhan menciptakan ciptaannya secara berpasang-pasangan. Ada yang kaya dan ada miskin, ada tua dan ada muda, ada hitam dan ada putih, ada hujan ada ada panas, ada senang dan ada sedih, dan ada laki-laki dan ada perempuan. Sudah menjadi kodrat bahwa laki-laki mencintai perempuan dan juga sebaliknya, dan tentunya kita juga harus menyayangi sesama mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

MANUSIA DAN HARAPAN

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
 Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.

 Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani

Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.

 Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

 Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.

 Kebenaran
Kebenaran amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Kebenaran merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Kata INDAH yang artinya adalah bagus, cantik, elok, molek, permai,keindahan merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dinikmati karena tidak jelas.Keindahan identik dengan kebenaran, keduanya memiliki citra yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik selalu bertambah. Keindahan bersifat universal tidak terikat dengan perseorangan, waktu, dan tempat, selera, mode , kedaerahan atau lokal.

Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.

Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan

2. Keindahan dalam arti estetik murni
Yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna

Nilai Estetik
Adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atausuatu golongan.
Nilai dibagi menjadi 2, yaitu :
1. nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya
2. nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

Demikian banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita dapat mengetahui alasan mereka atau seniman menciptakan keindahan melalui hasil seni. Kalau Bagong Kussudiarjo ditanya mengapa ia menciptakan berbagai kreasi tarian baru yang menggambarkan kehidupan nelayan, petani, buruh pabrik, tentu ada berbagai macam jawaban mungkin ia ingin mengabadikan kegiatan masing-masing pekerjaan itu pada zamannya. Karena kelak apabila teknologi maju memasuki wilayah itu kegiatan mereka itu akan lain bentuknya. Atau mungkin ia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa keindahan itu tidak hanya dapat di kota-kota saja, dan yang menggemari keindahan itu bukan hanya para cendikiawan saja, tetapi di masyarakat, nelayan, buruh pabrik dan petani yang setiap hari berjuang demi sesuap nasi-pun merindukan keindahan.

Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1.Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.

2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.

3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.

Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.
Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah merupakan pertentangan yang serasi.

Sunday, January 9, 2011

Pandangan Waria di Kalangan Sosial

Pandangan Waria di Kalangan Sosial
Keberadaan “Waria” di sekitar kita memang tidak dapat dipungkiri. “Waria” atau Wanita Pria dianggap menjijikan, menakutkan, menyeramkan dan meresahkan oleh sebagian masyarakat. Mereka menjadi momok menakutkan yang dianggap harus dijauhi dan dihindari. Padahal tidak seharusnya seperti itu. Mereka juga mahluk ciptaan Tuhan seperti yang lainnya. Hanya saja mereka memiliki sedikit perilaku menyimpang, seperti merubah kodrat mereka yang telah ditentukan oleh Tuhan sebagai mahluk ciptaannya.
Hal seperti itu bukanlah suatu penyakit menular yang membahayakan seperti “AIDS” atau penyakit menular berbahaya lainnya. Perilaku seperti itu dapat terjadi di karenakan banyak factor, misalnya saja ada seorang laki-laki yang merubah kodratnya menjadi seorang perempuan dikarenakan trauma yang dialaminya dimasa lalu dan menjadikannya takut untuk menjadi seorang laki-laki. Ada juga yang dikarenakan kesalahan orang tua dalam mendidiknya sedari kecil, contohnya saja seorang ayah menginginkan anak laki-laki, lalu ibunya menginginkan anak perempuan. Karena kesalahan dalam mendidik sikap seorang anak, anak tersebut dapat tumbuh dengan sikap dan sifat yang berbeda dengan kodratnya.
Bisa saja seorang anak laki-laki yang sering dibelikan mainan perempuan oleh orang tuanya suatu saat nanti dapat memiliki sikap dan sifat seperti anak perempuan. Lalu karena ia tidak merasa nyaman dengan jenis kelaminnya sendiri, akhirnya ia merubah sesuai dengan jenis kelamin yang ia inginkan. Selain itu, factor lingkungan juga turut mempengaruhi perilaku seperti itu.
Hal seperti itu tentu saja tidak selamanya. Mereka masih bisa untuk merubah prilaku mereka tersebut. Kita sebagai manusia yang memiliki sifat dan sikap sesuai dengan kodratnya masing-masing seharusnya membantu orang-orang seperti itu untuk dapat kembali menjadi manusia yang sesuai dengan kodratnya. Hal itu dapat dilakukan dengan sugesti dari orang terdekatnya seperti sahabat, orang tua, kakak bahkan pacar. Karena ia akan lebih mempercayai ucapan-ucapan yang diucapkan dari orang-orang terdekatnya dibandingkan dengan orang lain. Kemudian kita juga harus “menuntunnya” secara perlahan-lahan agar ia dapat kembali menjadi manusia yang sesuai dengan kodratnya.

PENGERTIAN MASYARAKAT

PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan kenyataaan bahwa manusia sebagai makhluk sosial ada kecenderungan untuk melakukan kesalahan sesama manusia. Kecenderungan yang bersifat sosial ini selalu timbul pada diri setiap manusia ada sesuatu yang saling membutuhkan. Dari kenyataan ini kemudian timbullah suatu struktur antar hubungan yang beraneka ragam. Keragaman itu dalam bentuk kolektivitas-kolektivitas serta kelompok-kelompok dan pada tiap-tiap kelompok tersebut terdiri dari kelompok-kelompok yang lebih kecil. Apabila kolektivitas-kolektivitas itu dan kelompok-kelompok mengadakan persekutuan dalam bentuk yang lebih besar, maka terbentuklah apa yang kita kenal dengan masyarakat.
Pada setiap masyarakat, jumlah kelompok dan kesatuan sosial tidak hanya satu, disamping itu individu sebagai warga masyarakat dapat menjadi bagian dari berbagai kelompok dan atau kesatuan sosial yang hidup dalam masyarakat tersebut.




- Syarat-syarat menjadi masyarakat
Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang masyarakat yaitu :
1. Siap mematuhi peraturan dan tata tertib negaranya.
2. Siap untuk membela negaranya
3. Membayar kewajiban pajak.


- Pengertian masyarakat perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut Urban Community. Kehidupan masyarakat perkotaan sangat berbeda dari masyarakat pedesaan. Ada beberapa hal menonjol dari masyarakat perkotaan, yaitu :
1. Kehidupan keagamaannya berkurang dibandingkan dengan keagamaan di pedesaan.
2. Masyarakat kota umumnya cenderung mengurusi dirinya sendiri terlebih dahulu dan tidak bergantung dengan orang lain.
3. Pembagian kerja masyarakat perkotaan lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Pekerjaan lebih mudah didapat di kota daripada di desa.
5. Pembagian waktu lebih teliti dan penting untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
6. Perubahan-perubahan social di kota tampak nyata, sebab di kota cenderung lebih terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.





- 2 tipe masyarakat
Masyarakat dibagi dalam 2 tipe yaitu : Kelompok masyarakat non industri dengan masyarakat industry
Masyarakat Non Industri
Kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
Masyarakat Industri
Suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.





- Ciri-ciri masyarakat kota
1. Cenderung menyukai hidup mewah.
2. Berfikir lebih maju dan modern.
3. Kehidupannya lebih canggih.
4. Cenderung memikirkan diri sendiri.
5. Kehidupan keagamaannya lebih berkurang.

- Perbedaan antara desa dan kota
Perbedaan antara desa dan kota dapat dilihat dari berbagai hal, yaitu :
1. Perbedaan lingkungan antara desa dan kota. Di kota lebih banyak terdapat gedung-gedung serta mal daripada di desa yang masih terlihat sejuk dan asri.
2. Perbedaan gaya hidup antara masyarakat desa dan kota.
3. Perbedaan interaksi social antara masyarakat desa dan masyarakat kota.

- Hubungan desa dan kota
Masyarakat desa dan kota bukanlah dua komunitas yang terpisah satu sama lain, bahkan keduanya memiliki hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota bergantung pada desa dalam memenuhu kebutuhan bahan pangan masyarakatnya seperti beras, sayur mayur dan lain-lain. Desa juga bergantung pada kota dalam mencari pekerjaan, karena jumlah lapangan pekerjaan di desa tidaklah sebanyak di kota.

- Pengertian desa
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.

- Ciri-ciri masyarakat pedesaan
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara ribuan jiwa.
2. Adanya pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3. Mata pencaharian mereka adalah dengan cara agraris yang sangat bergantung dengan alam seperti : iklim, keadaan alam dan kekayaan alam.

- Macam-macam pekerjaan gotong royong
1. Membangun jembatan
2. Mendirikan posyandu
3. Membersihkan parit/selokan
4. Membangun tempat ibadah

- Unsur-Unsur Desa
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan Batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).
Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau "Living unit" Daerah menyediakan kemungkinan hidup, penduduk menggunakan kemungkinan yang disediakan oleh daerah itu guna-mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam artian yang baik memberikan jaminan akan ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa.
Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa pada umumnya selalu jauh dari kota atau dari pusat pusat keramaian. Peninjauan ke desa-desa atau perjalanan ke desa sama artinya dengan menjahui kehidupan di kota dan lebih mendekati daerah-daerah yang monoton dan sunyi. Desa-desa yang pada perbatasan kota mempunyai kemampuan berkembang yang lebih banyak dari pada desa-desa di pedalaman.

Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya. Desa yang terletak jauh dari batasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan karena penggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan. Penduduk merupakan unsur yang penting bagi desa. "Potential man power" terdapat di desa yang masih terikat hidupnya dalam bidang pertanian.
Kadang-kadang di beberapa desa terdapat tenaga-tenaga yang berlebihan di bidang pertanian, sehingga timbul apa yang disebut dengan istilah pengangguran tak kentara atau "disguished unemploment". Dalam hal ini perlu diperhatikan penyaluran-penyaluran yang sebaik-baiknya, misalnya dengan lebih meningkatkan dan menyebarkan "rural industries" atau migrasi yang efisien.



- Fungsi Desa
1. Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan "hinterland" atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.

2. Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.

3. Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.


Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris. Beberapa desa di Jawa sudah dapat pula menunjukkan perkembangan-perkembangan yang baru, yaitu dengan timbulnya industri-industri kecil di daerah pedesaan dan merupakan "rural industries".
Menurut sutopo Yuwono : "Salah satu peranan pokok desa terletak di bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor. Peranan yang vital menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam jangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembda pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital. Masyarakat desa perkebunan adalah produsen komoditi untuk ekspor. Peranan mereka untuk meningkatkan volume dan kualitas komoditi seperti kelapa sawit, lada, kopi, teh, karet, dan sebagainya tidak kalah pentingnya dilihat dari segi usaha untuk meningkatkan ekspor dan memperoleh devisa yang diperlukan sebagai dana guna mempercepat proses pembangunan. Peningkatan hasil dari ekspor komoditi non minyak berarti mengurangi ketergantungan kita dari hasil ekspor minyak, yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan ekonomi dalam rangka pembinaan ketahanan nasional.
Demikian pula sama pentingnya peranan dari masyarakat desa pantai sebagai produsen bahan pangan protein tinggi. Peranan mereka perlu ditingkatkan dan dibina sedemikian rupa, sehingga hasil usaha mereka berupa ikan dan udang tidak hanya melayani kebutuhan konsumsi dalam negeri, tetapi juga untuk ekspor.
Keherhasilan dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah pedesaan yang bermacam-macam itu akan memperkuat ketahanan secara nasional.

Wadah pengorganisasian itu sudah ada antara lain yang disebut Lembaga Sosial Desa yang kemudian fungsinya disempurnakan serta ditingkatkan sejak akhir Maret 1980, dan namanya diganti menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa berdasarkan Keputusan Presiden No.28 Tahun 1980.
Dalam keputusan itu antara lain dikatakan bahwa desa secara keseluruhan merupakan landasan ketahanan nasional dan perlu memiliki suatu lembaga desa sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam rangka pembangunan desa yang menyeluruh dan terpadu. Lembaga demikian harus mampu merencanakan dan melaksanakan pembangunan di desa sehingga dapat mewujudkan ketahanan desa yang mantap.
Desa biasanya didiami oleh beberapa ribu orang raja, yang sebagian besar masih keluarga/kerabat. Maka sering kita jumpai bahwa satu desa tersebut merupakan satu saudara semua/kerabat. Untuk mengatur hubungan kekeluargaan menjadi lebih dekat, maka kerabat yang strukturnya sudah jauh dikawinkan dengan keturunannya. Hal ini disebabkan juga oleh cakrawala pandangan orang desa/hubungan orang desa yang relatif terbatas. Bagi desa yang subur, biasanya jumlah penduduknya padat misalnya : desa-desa di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Hal ini terjadi karena banyaknya pendatang baru desa lain di sekelilingnya. Dengan pola perkembangan penduduk di desa seperti di atas, pada umumnya masyarakat desa merupakan masyarakat yang homogen.

Hubungan sosial pada masyarakat desa terjadi secara kekeluargaan, dan jauh menyangkut masalah-masalah pribadi. Satu dengan yang lain mengenal secara rapat, menghayati secara mendasar. Suka atau duka yang dirasakan oleh salah satu anggota akan dirasakan oleh seluruh anggota. Pertemuan-pertemuan dan kerja sama untuk kepentingan sosial lebih diutamakan daripada kepentingan individu. Segala kehidupan sehari-hari diwarnai dengan gotong royong. Misalnya mendirikan rumah, mengerjakan sawah, menggali sumur, maupun melayat orang meninggal.

Tetapi di lain pihak pengendalian sosial terasa sangat ketat, sehingga perkembangan jiwa individu sulit untuk dilaksanakan. Keadaan demikian berjalan terus menerus dan sulit untuk mengadakan perubahan. Jalan pikiran yang kolot, tidak ekonomis yang sudah menjadi tradisi juga sulit untuk diubah, walaupun pandangan-pandangan tersebut sebenarnya tidak dapat diterima oleh akal pikiran manusia. Sehingga bilamana seorang anggota masyarakat desa yang bersangkutan tidak melaksanakan sesuatu yang sudah menjadi tradisi desa tersebut, dinyatakan salah dan dikucilkan.
Hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi. Seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan serta peranan yang sulit untuk dihindarkan/dipisahkan dengan kedudukan yang sebenarnya. Misalnya : seorang kepala desa sekaligus ia sebagai orang atau sesepuh masyarakat sekitarnya. Apa yang ia katakan dianggap sebagai pegangan dan pandangan hidup dari masyarakat. namun juga terjadi sebaliknya, bahwa hubungan yang sebenarnya tidak resmi diangkat menjadi resmi. Orang-orang tua pemuka-pemuka masyarakat (pemuka agama, kelompok tani, ketua suku), mereka ikuti dan menjadi pola anutan. Kelemahannya bilamana golongan orang tua yang seharusnya menjadi pola anutan dan pola ikatan dari masyarakat yang bersangkutan mempunyai pandangan-pandangan tradisional adat yang tidak rasional. Sehingga akan terjadi kesalahan arah dan langkah dari masyarakat yang bersangkutan yang sulit untuk dihindarkan. Dalam hal ini para pemuda masyarakat desa merasa tertekan dan terjepit oleh adat istiadat secara ketat. Sehingga mengakibatkan pola hidup yang monoton, sulit untuk tumbuh dan berkembang khususnya bagi para pemudanya.

Kehidupan keagamaan (magis religius) berlangsung sangat kuat dan serius. Semua kehidupan dan tingkah laku dijiwai oleh agama, hal ini disebabkan cara berpikir masyarakat desa yang kurang rasional. Misalnya : suku bangsa Tengger, suku bangsa Jawa dan Bali. Pada masyarakat desa (Jawa), sering dilakukan upacara-upacara keagamaan untuk minta hujan, minta rejeki, minta selamat dan sebagainya. Pada acara-acara tertentu tidak lepas dari upacara keagamaan pula, misalnya : pada waktu mendirikan rumah, melahirkan anak, memetik panen, mengawinkan anaknya dan sebagainya. Semua dilakukan dengan mengadakan sesaji tertentu, sehingga apa yang mereka maksud dapat tercapai. Perhatian pada kesehatan, kebersihan lingkungan, maupun perhitungan ekonomis kurang, asalkan pandangan menurut agama dan adat positif, cara demikianlah yang dipilihnya.

Perkembangan teknologi pada masyarakat desa terjadi sangat lamban, semua berjalan sangat tradisional. Barang-barang hasil produksinya adalah barang pertanian maupun barang kerajinan, yang semuanya tersebut dikerjakan secara tradisional. Hasil teknologi modern yang masuk ke daerah/pedesaan hanyalah barang-barang konsumsi (TV, Radio, Tape recorder, dan lain sebagainya). Sedang barang-barang modal atau barang antara (Mesin, dan lain-lain), belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini mengingat situasi dan kon disi-kondisi daerah pedesaan di Indonesia ini belum mengijinkan.

BAB X AGAMA DAN MASYARAKAT

BAB X AGAMA DAN MASYARAKAT

A. Pengertian Agama Dan Masyarakat

Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 2000, kira-kira 86,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5,7% Protestan, 3% Katolik, 1,8% Hindu, dan 3,4% kepercayaan lainnya.

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.
Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, “Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)”.

* Islam : Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke Indonesia melalui perdagangan.
* Hindu : Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.
* Budha : Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.
* Kristen Katolik : Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
* Kristen Protestan : Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.
* Konghucu : Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.

1. A. Fungsi-Fungsi Agama

Tentang Agama

Agama bukanlah suatu entitas independen yang berdiri sendiri. Agama terdiri dari berbagai dimensi yang merupakan satu kesatuan. Masing-masingnya tidak dapat berdiri tanpa yang lain. seorang ilmuwan barat menguraikan agama ke dalam lima dimensi komitmen. Seseorang kemudian dapat diklasifikasikan menjadi seorang penganut agama tertentu dengan adanya perilaku dan keyakinan yang merupakan wujud komitmennya. Ketidakutuhan seseorang dalam menjalankan lima dimensi komitmen ini menjadikannya religiusitasnya tidak dapat diakui secara utuh. Kelimanya terdiri dari perbuatan, perkataan, keyakinan, dan sikap yang melambangkan (lambang=simbol) kepatuhan (komitmen) pada ajaran agama. Agama mengajarkan tentang apa yang benar dan yang salah, serta apa yang baik dan yang buruk.

Agama berasal dari Supra Ultimate Being, bukan dari kebudayaan yang diciptakan oleh seorang atau sejumlah orang. Agama yang benar tidak dirumuskan oleh manusia. Manusia hanya dapat merumuskan kebajikan atau kebijakan, bukan kebenaran. Kebenaran hanyalah berasal dari yang benar yang mengetahui segala sesuatu yang tercipta, yaitu Sang Pencipta itu sendiri. Dan apa yang ada dalam agama selalu berujung pada tujuan yang ideal. Ajaran agama berhulu pada kebenaran dan bermuara pada keselamatan. Ajaran yang ada dalam agama memuat berbagai hal yang harus dilakukan oleh manusia dan tentang hal-hal yang harus dihindarkan. Kepatuhan pada ajaran agama ini akan menghasilkan kondisi ideal.

Mengapa ada yang Takut pada Agama?
Mereka yang sekuler berusaha untuk memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Mereka yang marxis sama sekali melarang agama. Mengapa mereka melakukan hal-hal tersebut? Kemungkinan besarnya adalah karena kebanyakan dari mereka sama sekali kehilangan petunjuk tentang tuntunan apa yang datang dari Tuhan. Entah mereka dibutakan oleh minimnya informasi yang mereka dapatkan, atau mereka memang menutup diri dari segala hal yang berhubungan dengan Tuhan.

Alasan yang seringkali mereka kemukakan adalah agama memicu perbedaan. Perbedaan tersebut menimbulkan konflik. Mereka memiliki orientasi yang terlalu besar pada pemenuhan kebutuhan untuk bersenang-senang, sehingga mereka tidak mau mematuhi ajaran agama yang melarang mereka melakukan hal yang menurutnya menghalangi kesenangan mereka, dan mereka merasionalisasikan perbuatan irasional mereka itu dengan justifikasi sosial-intelektual. Mereka menganggap segi intelektual ataupun sosial memiliki nilai keberhargaan yang lebih. Akibatnya, mereka menutup indera penangkap informasi yang mereka miliki dan hanya mengandalkan intelektualitas yang serba terbatas.

Mereka memahami dunia dalam batas rasio saja. Logika yang mereka miliki begitu terbatasnya, hingga abstraksi realita yang bersifat supra-rasional tidak mereka akui. Dan hasilnya, mereka terpenjara dalam realitas yang serba empiri. Semua harus terukur dan terhitung. Walaupun mereka sampai sekarang masih belum memahami banyaknya fungsi alam yang bekerja dalam mekanisme supra rasional, keterbatasan kerangka berpikir yang mereka miliki menegasikan semua hal yang tidak dapat ditangkap secara inderawi.

Padahal, pembatasan diri dalam realita yang hanya bersifat empiri hanya akan membatasi potensi manusia itu sendiri. Dan hal ini menegasikan tujuan hidup yang selama ini diagungkan para penganut realita rasio-saja, yaitu aktualisasi diri dan segala potensinya.
Agama, dengan sandaran yang kuat pada realitas supra rasional, membebaskan manusia untuk mengambil segala hal yang terbaik yang dapat dihasilkannya dalam hidup. Semua-apakah hal itu bersifat empiri-terukur, maupun yang belum dapat diukur. Empirisme bukanlah suatu hal yang ditolak agama. Agama yang benar, yang bersifat universal, mencakup segi intelektual yang luas, yang diantaranya adalah empirisme. Agama tidak mereduksi intelektualitas manusia dengan membatasi kuantitas maupun kualitas suatu idea. Agama yang benar, memberi petunjuk pada manusia tentang bagaimana potensi manusia dapat dikembangkan dengan sebesar-besarnya. Dan sejarah telah membuktikan hal tersebut.

Kesalahan yang dibuat para penilai agama-lah yang kemudian menyebabkan realita ajaran ideal ini menjadi terlihat buruk. Beberapa peristiwa sejarah yang menonjol mereka identikan sebagai kesalahan karena agama. Karena keyakinan pada ajaran agama. Padahal, kerusakan yang ditimbulkan adalah justru karena jauhnya orang dari ajaran agama. Kerusakan itu timbul saat agama-yang mengajarkan kemuliaan- disalahgunakan oleh manusia pelaksananya untuk mencapai tujuan yang terlepas dari ajaran agama itu sendiri, terlepas dari pelaksanaan keseluruhan dimensinya.

1. B. Pelembagaan Agama


Sebenarnya apa yang dimaksud dengan agama? Kami mengurapamakan sebagai sebuah telepon. Jika manusia adalah suatu pesawat telepon, maka agama adalah media perantara seperti kabel telepon untuk dapat menghubungkan pesawat telepon kita dengan Telkom atau dalam hal ini Tuhan. Lembaga agama adalah suatu organisasi, yang disahkan oleh pemerintah dan berjalan menurut keyakinan yang dianut oleh masing-masing agama. Penduduk Indonesia pada umumnya telah menjadi penganut formal salah satu dari lima agama resmi yang diakui pemerintah. Lembaga-lembaga keagamaan patut bersyukur atas kenyataan itu. Namun nampaknya belum bisa berbangga. Perpindahan penganut agama suku ke salah satu agama resmi itu banyak yang tidak murni.
Sejarah mencatat bahwa tidak jarang terjadi peralihan sebab terpaksa.
Pemaksaan terjadi melalui “perselingkuhan” antara lembaga agama dengan lembaga kekuasaan. Keduanya mempunyai kepentingan. Pemerintah butuh ketentraman sedangkan lembaga agama membutuhkan penganut atau pengikut. Kerjasama (atau lebih tepat disebut saling memanfaatkan) itu terjadi sejak dahulu kala. Para penyiar agama sering membonceng pada suatu kekuasaan (kebetulan menjadi penganut agama tersebut) yang mengadakan invansi ke daerah lain. Penduduk daerah atau negara yang baru ditaklukkan itu dipaksa (suka atau tidak suka) menjadi penganut agama penguasa baru.
Kasus-kasus itu tidak hanya terjadi di Indonesia atau Asia dan Afrika pada umumnya tetapi juga terjadi di Eropa pada saat agama monoteis mulai diperkenalkan. Di Indonesia “tradisi” saling memanfaatkan berlanjut pada zaman orde Baru.
Pemerintah orde baru tidak mengenal penganut di luar lima agama resmi. Inilah pemaksaan tahap kedua. Penganut di luar lima agama resmi, termasuk penganut agama suku, terpaksa memilih salah satu dari lima agama resmi versi pemerintah. Namun ternyata masalah belum selesai. Kenyataannya banyak orang yang menjadi penganut suatu agama tetapi hanya sebagai formalitas belaka. Dampak keadaan demikian terhadap kehidupan keberagaan di Indonesia sangat besar. Para penganut yang formalitas itu, dalam kehidupan kesehariannya lebih banyak mempraktekkan ajaran agam suku, yang dianut sebelumnya, daripada agama barunya. Pra rohaniwan agama monoteis, umumnya mempunyai sikap bersebrangan dengan prak keagamaan demikian. Lagi pula pengangut agama suku umumnya telah dicap sebagai kekafiran. Berbagai cara telah dilakukan supaya praktek agama suku ditinggalkan, misalnya pemberlakukan siasat/disiplin gerejawi. Namun nampaknya tidak terlalu efektif. Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di desadesa.

Demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacarav-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah. Upacara-upacara agama sukuyang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur bagaikan tumbuhan yang mendapat siraman air dan pupuk yang segar. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Bahkan di kota-kotapun sering ditemukan praktek hidup yang sebenarnya berakar dalam agama suku. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama.

BAB IX ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

BAB IX ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988)
2. konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974)
3. pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962)
4. ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologia

Empat pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.

Alam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.

Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.”“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif.


Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.

Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.

Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

Teknologi

Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).

Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.

Fenomena teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.

Alvin Tofler (1970) mengumpakana teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.

Kemiskinan

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi

Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.

Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973).

Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan. Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.