Dari pendapat Scott dan Mitchell tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pengaruh adalah kegiatan-kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Sebagai contoh, seorang karyawan yang bekerja keras mungkin akan mempengaruhi orang lain untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempunyai pengaruh. Mempunyai kekuasaan berarti mempunyai kemampuan untuk merubah perilaku atau sikap individu-individu lainnya. Dalam contoh diatas, orang yang bekerja keras akan mungkin mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi kelompok kerjanya bila dia merupakan orang yang mempunyai pengaruh di dalam kelompoknya. Wewenang adalah salah satu tipe kekuasaan. Hal ini didasarkan pada pengakuan secara sah atau menurut hukum atas suatu usaha untuk mempengaruhi.
Monday, October 10, 2011
PENGERTIAN PENGARUH
Menurut Scott dan Mitchell pengaruh merupakan suatu transaksi social dimana seorang atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan. Sumber-sumber pengaruh untuk perseorangan atau kelompok dalam organisasi terdapat pada status jabatan, system pengawasan atau balas jasa dan hukuman, pengawasan finansial (anggaran), pemilikan informasi dan penguasaan saluran komunikasi.
Seseorang bersedia menjalankan permintaan orang yang dapat mempengaruhinya secara efektif karena merasa dirinya puas kalau memang dapat melaksanakan apa yang diminta oleh orang berpengaruh tersebut. Motivasi seseorang dapat bersifat dari tercapainya hasil-hasil yang maksimum, diperolehnya imbalan material atau perasaan disukai atau diterima oleh orang lain. Jadi, seseorang menjadi secara otomatis menuruti apa yang diminta oleh orang yang berpengaruh tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih.
Seseorang bersedia menjalankan permintaan orang yang dapat mempengaruhinya secara efektif karena merasa dirinya puas kalau memang dapat melaksanakan apa yang diminta oleh orang berpengaruh tersebut. Motivasi seseorang dapat bersifat dari tercapainya hasil-hasil yang maksimum, diperolehnya imbalan material atau perasaan disukai atau diterima oleh orang lain. Jadi, seseorang menjadi secara otomatis menuruti apa yang diminta oleh orang yang berpengaruh tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih.
PROSES MEMPENGARUHI : WEWENANG DAN KEKUASAAN
PROSES MEMPENGARUHI : WEWENANG DAN KEKUASAAN
Suatu proses adalah setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan - tujuan organisasi. Proses mempengaruhi, pengambilan keputusan, dan komunikasi adalah proses – proses manajerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Ketiga proses organisasi dan manajemen ini merupakan bagian vital system organisasi formal dan mempunyai implikasi – implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.
Suatu proses adalah setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan - tujuan organisasi. Proses mempengaruhi, pengambilan keputusan, dan komunikasi adalah proses – proses manajerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Ketiga proses organisasi dan manajemen ini merupakan bagian vital system organisasi formal dan mempunyai implikasi – implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.
Thursday, April 14, 2011
IBD KELOMPOK (BUDAYA MADURA)
1. PENGERTIAN BUDAYA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
2. ASAL USUL KATA BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
3. 7 KOMPONEN BUDAYA (MADURA) :
a. BAHASA (MADURA)
Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi,Kepulauan Kangean, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan. Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibunda mereka.
KosaKata Bahasa Madura
Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.
Contoh :
bhila (huruf "a" dibaca [e] (info)) sama dengan bila = kapan
oreng = orang
tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
tanya = sama dengan tanya
cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau)
onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?
Sistem Pengucapan Bahasa Madura
Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi. Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun demikian penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah. Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [ə] dan [o].
Dialek-dialek Bahasa Madura
Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:
Dialek Bangkalan
Dialek Sampang
Dialek Pamekasan
Dialek Sumenep, dan
Dialek Kangean
Dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini seringkali bercampur dengan Bahasa Jawa sehingga kerap mereka lebih suka dipanggil sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura.
Contoh pada kasus kata ganti "kamu":
kata be'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep.
sedangkan kata kakeh untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang.
Heddeh dan Seddeh dipakai di daerah pedesaan Bangkalan.
Khusus Dialek Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Bahasa Madura yang karena berbedanya hingga kerap dianggap bukan bagian Bahasa Madura, khususnya oleh masyarakat Madura daratan.
Contoh:
akoh: saya (sengko' dalam bahasa Madura daratan)
kaoh: kamu (be'en atau be'na dalam bahasa Madura daratan)
berrA' : barat (berre' dengan e schwa dalam bahasa Madura daratan)
morrAh: murah (modhe dalam bahasa Madura daratan)
b. SENI (MADURA)
Madura merupakan pulau kecil yang kaya dengan kesenian dan budaya lokal, Madura terdiri dari empat kabupaten, yaitu kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Pada masing-masing kabupaten tersebut mempunyai kekayaan dibidang seni yang berbeda-beda.
Kabupaten Sumenep sampai saat ini terkenal dengan kota budaya di Madura karena disan terdapat banyak jenis seni-budaya yang terus berkembang, misalnya tari, lludruk, macopat, topeng dan masih banyak yang lainnya. Bagi masyarakat Madura, bulan Agustus hingga September adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu, karena saat inilah mereka panen raya tembakau. Meskipun harga tembakau anjlok tetapi warga tetap mensyukurinya. Mereka menggelar pangelaran seni yang menampilkan berbagai kesenian khas Madura hingga karapan sapi. Kembang api ini menandai dibukanya pangelaran seni yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas panen raya tembakau. Warga yang berkumpul di alun-alun Kota Pamekasan Madura, Jawa Timur, dihibur dengan aneka tarian yang diiringi dengan musik tradisional kas Pamekasan yang disebut musik dault. Musik ini merupakan musik tradisional yang kerap digunakan untuk membangunkan warga saat sahur tiba. Dalam pertunjukkan musik dault ini, seluruh pemain musik dan penari memakai topeng. Dalam tariannya, para penari membawa tong kosong. Tong ini melambangkan kritik pada pemimpin yang bisanya hanya bicara nyaring seperti tong kosong. Tarian lain yang dipentaskan adalah tari Samper Nyacek. Konon, tarian ini merupakan tarian para putri Keraton Sumenep yang mengambarkan kepedulian mereka terhadap petani. Tarian yang gerakannya berdasarkan gerakan menanam padi ini dilanjutkan dengan Tari Pecot, kas Kabupaten Bangkalan. Tarian ini juga melambangkan kehidupan petani saat bekerja di sawah. Pesta rakyat ini ditutup dengan karapan sapi yang digelar keesokan harinya. Dalam karapan sapi ini, gengsi para peternak sapi dipertaruhkan. Karena karapan sapi yang disebut Gubeng ini adalah yang terbesar.
c. TEKNOLOGI MADURA
Sudah sejak lama Madura telah menjadi pembicaraan masyarakat, sekalipun pulau yang satu ini tidak besar akan tetapi penduduknya mempunyai kepribadian yang khas dan menarik untuk dibicarakan. Bila bepergian di seantero kepulauan di Indonesia hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan orang yang berasal dari Madura. Sosok orang Madura akan segera dikenal oleh siapapun karena mereka memang mempunyai ciri tersendiri, khususnya bila mereka berbicara. Penjual sate, soto, tukang potong rambut tradisional atau penjual barang bekas di mana-mana umumnya orang Madura. Oleh karenanya soto dan sate yang paling terkenal adalah soto dan sate Madura, saking terkenalnya ada juga sekalipun memakai label Madura akan tetapi penjualnya bukan orang Madura. Untuk mempertahankan hidupnya atau untuk mencapai tujuan hidupnya orang Madura tidak segan-segan melakukan ke tempat lain. Hal ini tidak saja mereka lakukan pada saat kini di mana transportasi sudah sedemikian majunya karena kemajuan teknologi akan tetapi sejak jaman kerajaan dan penjajahan Belanda mereka telah melakukannya, utamanya sebagai reaksi terhadap perlakukan penguasa pada saat itu. Rasanya tidak terlalu berlebihan mengapa mereka melakukan hal tersebut, karena mereka belajar agama di mana hijrah Muhammad SAW menjadi acuhannya. Sebagaimana orang agraris pada umumnya masyarakat Madura di perantauan selalu terikat pada tanah leluhurnya sehingga pada waktu-waktu tertentu pulang kembali ke Madura biasanya pada waktu Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi. Pada saat itulah lalu lintas penyeberangan feri menjadi padat sekali dalam waktu setidak-tidaknya selama seminggu. Tentu saja mereka datang dengan membawa uang dan barang di perantauan untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halamannya. Uang ini mengalir ke kampung halaman pada waktu mereka pulang ada kalanya mereka yang telah berhasil di perantauan mengirim uang ke tempat asal kepada keluarga yang ditinggalkannya untuk keperluan konsumsi atau dipakai untuk modal kerja. Menabung merupakan salah satu kebiasaan orang Madura tidak saja dalam bentuk uang akan tetapi juga dalam bentuk perhiasan emas. Tabungan ini digunakan bukan saja untuk berjaga-jaga akan tetapi pada umumnya mereka gunakan untuk pergi haji ke tanah suci Mekah. Untuk pergi ke tanah suci mereka melakukan upaya sekuat tenaga karena kepergiannya adalah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana diwajibkan oleh Agama, dan masyarakat Madura yang lain memberikan penghargaan yang tinggi dengan menempatkan mereka yang pergi haji sebagai orang yang mempunyai status yang lebih dari masyarakat biasa. Kepergiannya akan dihantarkan dengan sebuah kebesaran dan kedatangan dielu-elukannya, mereka menganggap haji bukan hanya sebagai sebutan, lebih dari itu mereka dianggap sebagai orang suci. Teantu saja peristiwa ini menimbulkan kegiatan ekonomi yang besar, kalau kita pandai-pandai memanfaatkannya sebagai peluang.
d. MATA PENCHARIAN MASYARAKAT MADURA
Sudah sejak lama Madura telah menjadi pembicaraan masyarakat, sekalipun pulau yang satu ini tidak besar akan tetapi penduduknya mempunyai kepribadian yang khas dan menarik untuk dibicarakan. Bila bepergian di seantero kepulauan di Indonesia hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan orang yang berasal dari Madura. Sosok orang Madura akan segera dikenal oleh siapapun karena mereka memang mempunyai ciri tersendiri, khususnya bila mereka berbicara. Penjual sate, soto, tukang potong rambut tradisional atau penjual barang bekas di mana-mana umumnya orang Madura. Oleh karenanya soto dan sate yang paling terkenal adalah soto dan sate Madura, saking terkenalnya ada juga sekalipun memakai label Madura akan tetapi penjualnya bukan orang Madura. Untuk mempertahankan hidupnya atau untuk mencapai tujuan hidupnya orang Madura tidak segan-segan melakukan ke tempat lain. Hal ini tidak saja mereka lakukan pada saat kini di mana transportasi sudah sedemikian majunya karena kemajuan teknologi akan tetapi sejak jaman kerajaan dan penjajahan Belanda mereka telah melakukannya, utamanya sebagai reaksi terhadap perlakukan penguasa pada saat itu. Rasanya tidak terlalu berlebihan mengapa mereka melakukan hal tersebut, karena mereka belajar agama di mana hijrah Muhammad SAW menjadi acuhannya. Sebagaimana orang agraris pada umumnya masyarakat Madura di perantauan selalu terikat pada tanah leluhurnya sehingga pada waktu-waktu tertentu pulang kembali ke Madura biasanya pada waktu Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi. Pada saat itulah lalu lintas penyeberangan feri menjadi padat sekali dalam waktu setidak-tidaknya selama seminggu. Tentu saja mereka datang dengan membawa uang dan barang di perantauan untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halamannya. Uang ini mengalir ke kampung halaman pada waktu mereka pulang ada kalanya mereka yang telah berhasil di perantauan mengirim uang ke tempat asal kepada keluarga yang ditinggalkannya untuk keperluan konsumsi atau dipakai untuk modal kerja. Menabung merupakan salah satu kebiasaan orang Madura tidak saja dalam bentuk uang akan tetapi juga dalam bentuk perhiasan emas. Tabungan ini digunakan bukan saja untuk berjaga-jaga akan tetapi pada umumnya mereka gunakan untuk pergi haji ke tanah suci Mekah. Untuk pergi ke tanah suci mereka melakukan upaya sekuat tenaga karena kepergiannya adalah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana diwajibkan oleh Agama, dan masyarakat Madura yang lain memberikan penghargaan yang tinggi dengan menempatkan mereka yang pergi haji sebagai orang yang mempunyai status yang lebih dari masyarakat biasa. Kepergiannya akan dihantarkan dengan sebuah kebesaran dan kedatangan dielu-elukannya, mereka menganggap haji bukan hanya sebagai sebutan, lebih dari itu mereka dianggap sebagai orang suci. Tentu saja peristiwa ini menimbulkan kegiatan ekonomi yang besar, kalau kita pandai-pandai memanfaatkannya sebagai peluang.
e. SISTEM AGAMA
Agama mereka sebagian besar adalah Islam dan sebuah minoritas kecil ada yang beragama Kristen.Suku Madura juga banyak dijumpai di propinsi lain seperti Kalimantan, di Sampit dan Sambas. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang dan dominan di pasar-pasar. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan, buruh, pengumpul besi tua dan barang-barang rongsokan lainnya. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang keras dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan Larung Sesaji). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa “Lebbi Bagus Pote Tollang, atembang Pote Mata”. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Tradisi carok juga berasal dari sifat itu.
f. SISTEM ORGANISASI
Organisasi MADURA BERSATU adalah merupakan wadah/forum komonikasi khususnya warga madura dalam skala nasional untuk saling menukar informasi dan bekerjasama membantu pemerintah mewujudkan masyarakat yang berpotensi disegala bidang.organisasi ini akan mendidik para anggota untuk mengedepankan intelektualitas dan membuang otoriter ataupun premanisme.sehingga imet warga madura dimata nasional menjadi warga yang disegani dan sebagai tauladan warga lain karena potensi yang dikembangkan didalamnya.kami yakin warga madura adalah berlian murni yang saat ini masih tumbuh dan berkembang secara alami.bila kita memoles dengan tehnologi dan intelektualitas maka warga madura akan menjadi orang-orang sukses dan tentunya patut untuk diperhitungkan.
Kita bias melihat,begitu banyak masyarakat madura yang sukses diseluruh Indonesia itu artinya masyarakat madura memiliki potensi baik di skala Pemerintahan ataupun di perdagangan dan perindustrian.permasalahan saat ini diantara yang sukses dengan yang berusaha untuk sukses belum ada yang menjembatani.karena itu MADURA BERSATU akan berusaha untuk menjadi penghubung antara masyarakat yang telah sukses dengan yang mau sukses.bahkan organisasi ini akan menjadi wadah keduanya agar terjadi saling mengisi dan mengangkat derajat ekonomi,sosial dan budaya .
Organisasi MADURA BERSATU bersama-sama dengan pemerintah dan segenap warga madura akan membangun serta mengembangkan potensi untuk mengentas kemiskinan dan pendewasaan demokrasi.
Oleh karena itu kami sangat mengharap kepada segenap warga madura untuk proaktif dan saling memberi informasi serta pemikiran untuk mewujudkan hal tersebut diatas.
g. SISTEM PENGETAHUAN
Tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi, cenderung meninggalkan jenjang pendidikan tinggi dan melanjutkan ke Pesantren.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
2. ASAL USUL KATA BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
3. 7 KOMPONEN BUDAYA (MADURA) :
a. BAHASA (MADURA)
Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi,Kepulauan Kangean, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan. Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibunda mereka.
KosaKata Bahasa Madura
Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.
Contoh :
bhila (huruf "a" dibaca [e] (info)) sama dengan bila = kapan
oreng = orang
tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
tanya = sama dengan tanya
cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau)
onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?
Sistem Pengucapan Bahasa Madura
Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi. Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun demikian penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah. Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [ə] dan [o].
Dialek-dialek Bahasa Madura
Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:
Dialek Bangkalan
Dialek Sampang
Dialek Pamekasan
Dialek Sumenep, dan
Dialek Kangean
Dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini seringkali bercampur dengan Bahasa Jawa sehingga kerap mereka lebih suka dipanggil sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura.
Contoh pada kasus kata ganti "kamu":
kata be'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep.
sedangkan kata kakeh untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang.
Heddeh dan Seddeh dipakai di daerah pedesaan Bangkalan.
Khusus Dialek Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Bahasa Madura yang karena berbedanya hingga kerap dianggap bukan bagian Bahasa Madura, khususnya oleh masyarakat Madura daratan.
Contoh:
akoh: saya (sengko' dalam bahasa Madura daratan)
kaoh: kamu (be'en atau be'na dalam bahasa Madura daratan)
berrA' : barat (berre' dengan e schwa dalam bahasa Madura daratan)
morrAh: murah (modhe dalam bahasa Madura daratan)
b. SENI (MADURA)
Madura merupakan pulau kecil yang kaya dengan kesenian dan budaya lokal, Madura terdiri dari empat kabupaten, yaitu kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Pada masing-masing kabupaten tersebut mempunyai kekayaan dibidang seni yang berbeda-beda.
Kabupaten Sumenep sampai saat ini terkenal dengan kota budaya di Madura karena disan terdapat banyak jenis seni-budaya yang terus berkembang, misalnya tari, lludruk, macopat, topeng dan masih banyak yang lainnya. Bagi masyarakat Madura, bulan Agustus hingga September adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu, karena saat inilah mereka panen raya tembakau. Meskipun harga tembakau anjlok tetapi warga tetap mensyukurinya. Mereka menggelar pangelaran seni yang menampilkan berbagai kesenian khas Madura hingga karapan sapi. Kembang api ini menandai dibukanya pangelaran seni yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas panen raya tembakau. Warga yang berkumpul di alun-alun Kota Pamekasan Madura, Jawa Timur, dihibur dengan aneka tarian yang diiringi dengan musik tradisional kas Pamekasan yang disebut musik dault. Musik ini merupakan musik tradisional yang kerap digunakan untuk membangunkan warga saat sahur tiba. Dalam pertunjukkan musik dault ini, seluruh pemain musik dan penari memakai topeng. Dalam tariannya, para penari membawa tong kosong. Tong ini melambangkan kritik pada pemimpin yang bisanya hanya bicara nyaring seperti tong kosong. Tarian lain yang dipentaskan adalah tari Samper Nyacek. Konon, tarian ini merupakan tarian para putri Keraton Sumenep yang mengambarkan kepedulian mereka terhadap petani. Tarian yang gerakannya berdasarkan gerakan menanam padi ini dilanjutkan dengan Tari Pecot, kas Kabupaten Bangkalan. Tarian ini juga melambangkan kehidupan petani saat bekerja di sawah. Pesta rakyat ini ditutup dengan karapan sapi yang digelar keesokan harinya. Dalam karapan sapi ini, gengsi para peternak sapi dipertaruhkan. Karena karapan sapi yang disebut Gubeng ini adalah yang terbesar.
c. TEKNOLOGI MADURA
Sudah sejak lama Madura telah menjadi pembicaraan masyarakat, sekalipun pulau yang satu ini tidak besar akan tetapi penduduknya mempunyai kepribadian yang khas dan menarik untuk dibicarakan. Bila bepergian di seantero kepulauan di Indonesia hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan orang yang berasal dari Madura. Sosok orang Madura akan segera dikenal oleh siapapun karena mereka memang mempunyai ciri tersendiri, khususnya bila mereka berbicara. Penjual sate, soto, tukang potong rambut tradisional atau penjual barang bekas di mana-mana umumnya orang Madura. Oleh karenanya soto dan sate yang paling terkenal adalah soto dan sate Madura, saking terkenalnya ada juga sekalipun memakai label Madura akan tetapi penjualnya bukan orang Madura. Untuk mempertahankan hidupnya atau untuk mencapai tujuan hidupnya orang Madura tidak segan-segan melakukan ke tempat lain. Hal ini tidak saja mereka lakukan pada saat kini di mana transportasi sudah sedemikian majunya karena kemajuan teknologi akan tetapi sejak jaman kerajaan dan penjajahan Belanda mereka telah melakukannya, utamanya sebagai reaksi terhadap perlakukan penguasa pada saat itu. Rasanya tidak terlalu berlebihan mengapa mereka melakukan hal tersebut, karena mereka belajar agama di mana hijrah Muhammad SAW menjadi acuhannya. Sebagaimana orang agraris pada umumnya masyarakat Madura di perantauan selalu terikat pada tanah leluhurnya sehingga pada waktu-waktu tertentu pulang kembali ke Madura biasanya pada waktu Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi. Pada saat itulah lalu lintas penyeberangan feri menjadi padat sekali dalam waktu setidak-tidaknya selama seminggu. Tentu saja mereka datang dengan membawa uang dan barang di perantauan untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halamannya. Uang ini mengalir ke kampung halaman pada waktu mereka pulang ada kalanya mereka yang telah berhasil di perantauan mengirim uang ke tempat asal kepada keluarga yang ditinggalkannya untuk keperluan konsumsi atau dipakai untuk modal kerja. Menabung merupakan salah satu kebiasaan orang Madura tidak saja dalam bentuk uang akan tetapi juga dalam bentuk perhiasan emas. Tabungan ini digunakan bukan saja untuk berjaga-jaga akan tetapi pada umumnya mereka gunakan untuk pergi haji ke tanah suci Mekah. Untuk pergi ke tanah suci mereka melakukan upaya sekuat tenaga karena kepergiannya adalah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana diwajibkan oleh Agama, dan masyarakat Madura yang lain memberikan penghargaan yang tinggi dengan menempatkan mereka yang pergi haji sebagai orang yang mempunyai status yang lebih dari masyarakat biasa. Kepergiannya akan dihantarkan dengan sebuah kebesaran dan kedatangan dielu-elukannya, mereka menganggap haji bukan hanya sebagai sebutan, lebih dari itu mereka dianggap sebagai orang suci. Teantu saja peristiwa ini menimbulkan kegiatan ekonomi yang besar, kalau kita pandai-pandai memanfaatkannya sebagai peluang.
d. MATA PENCHARIAN MASYARAKAT MADURA
Sudah sejak lama Madura telah menjadi pembicaraan masyarakat, sekalipun pulau yang satu ini tidak besar akan tetapi penduduknya mempunyai kepribadian yang khas dan menarik untuk dibicarakan. Bila bepergian di seantero kepulauan di Indonesia hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan orang yang berasal dari Madura. Sosok orang Madura akan segera dikenal oleh siapapun karena mereka memang mempunyai ciri tersendiri, khususnya bila mereka berbicara. Penjual sate, soto, tukang potong rambut tradisional atau penjual barang bekas di mana-mana umumnya orang Madura. Oleh karenanya soto dan sate yang paling terkenal adalah soto dan sate Madura, saking terkenalnya ada juga sekalipun memakai label Madura akan tetapi penjualnya bukan orang Madura. Untuk mempertahankan hidupnya atau untuk mencapai tujuan hidupnya orang Madura tidak segan-segan melakukan ke tempat lain. Hal ini tidak saja mereka lakukan pada saat kini di mana transportasi sudah sedemikian majunya karena kemajuan teknologi akan tetapi sejak jaman kerajaan dan penjajahan Belanda mereka telah melakukannya, utamanya sebagai reaksi terhadap perlakukan penguasa pada saat itu. Rasanya tidak terlalu berlebihan mengapa mereka melakukan hal tersebut, karena mereka belajar agama di mana hijrah Muhammad SAW menjadi acuhannya. Sebagaimana orang agraris pada umumnya masyarakat Madura di perantauan selalu terikat pada tanah leluhurnya sehingga pada waktu-waktu tertentu pulang kembali ke Madura biasanya pada waktu Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi. Pada saat itulah lalu lintas penyeberangan feri menjadi padat sekali dalam waktu setidak-tidaknya selama seminggu. Tentu saja mereka datang dengan membawa uang dan barang di perantauan untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halamannya. Uang ini mengalir ke kampung halaman pada waktu mereka pulang ada kalanya mereka yang telah berhasil di perantauan mengirim uang ke tempat asal kepada keluarga yang ditinggalkannya untuk keperluan konsumsi atau dipakai untuk modal kerja. Menabung merupakan salah satu kebiasaan orang Madura tidak saja dalam bentuk uang akan tetapi juga dalam bentuk perhiasan emas. Tabungan ini digunakan bukan saja untuk berjaga-jaga akan tetapi pada umumnya mereka gunakan untuk pergi haji ke tanah suci Mekah. Untuk pergi ke tanah suci mereka melakukan upaya sekuat tenaga karena kepergiannya adalah merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana diwajibkan oleh Agama, dan masyarakat Madura yang lain memberikan penghargaan yang tinggi dengan menempatkan mereka yang pergi haji sebagai orang yang mempunyai status yang lebih dari masyarakat biasa. Kepergiannya akan dihantarkan dengan sebuah kebesaran dan kedatangan dielu-elukannya, mereka menganggap haji bukan hanya sebagai sebutan, lebih dari itu mereka dianggap sebagai orang suci. Tentu saja peristiwa ini menimbulkan kegiatan ekonomi yang besar, kalau kita pandai-pandai memanfaatkannya sebagai peluang.
e. SISTEM AGAMA
Agama mereka sebagian besar adalah Islam dan sebuah minoritas kecil ada yang beragama Kristen.Suku Madura juga banyak dijumpai di propinsi lain seperti Kalimantan, di Sampit dan Sambas. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang dan dominan di pasar-pasar. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan, buruh, pengumpul besi tua dan barang-barang rongsokan lainnya. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang keras dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan Larung Sesaji). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa “Lebbi Bagus Pote Tollang, atembang Pote Mata”. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Tradisi carok juga berasal dari sifat itu.
f. SISTEM ORGANISASI
Organisasi MADURA BERSATU adalah merupakan wadah/forum komonikasi khususnya warga madura dalam skala nasional untuk saling menukar informasi dan bekerjasama membantu pemerintah mewujudkan masyarakat yang berpotensi disegala bidang.organisasi ini akan mendidik para anggota untuk mengedepankan intelektualitas dan membuang otoriter ataupun premanisme.sehingga imet warga madura dimata nasional menjadi warga yang disegani dan sebagai tauladan warga lain karena potensi yang dikembangkan didalamnya.kami yakin warga madura adalah berlian murni yang saat ini masih tumbuh dan berkembang secara alami.bila kita memoles dengan tehnologi dan intelektualitas maka warga madura akan menjadi orang-orang sukses dan tentunya patut untuk diperhitungkan.
Kita bias melihat,begitu banyak masyarakat madura yang sukses diseluruh Indonesia itu artinya masyarakat madura memiliki potensi baik di skala Pemerintahan ataupun di perdagangan dan perindustrian.permasalahan saat ini diantara yang sukses dengan yang berusaha untuk sukses belum ada yang menjembatani.karena itu MADURA BERSATU akan berusaha untuk menjadi penghubung antara masyarakat yang telah sukses dengan yang mau sukses.bahkan organisasi ini akan menjadi wadah keduanya agar terjadi saling mengisi dan mengangkat derajat ekonomi,sosial dan budaya .
Organisasi MADURA BERSATU bersama-sama dengan pemerintah dan segenap warga madura akan membangun serta mengembangkan potensi untuk mengentas kemiskinan dan pendewasaan demokrasi.
Oleh karena itu kami sangat mengharap kepada segenap warga madura untuk proaktif dan saling memberi informasi serta pemikiran untuk mewujudkan hal tersebut diatas.
g. SISTEM PENGETAHUAN
Tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi, cenderung meninggalkan jenjang pendidikan tinggi dan melanjutkan ke Pesantren.
Sunday, March 20, 2011
Manusia dan Cinta Kasih
Sebagai manusia tentu memiliki rasa cinta dan kasih kepada sesama. Cinta adalah rasa sayang dan rasa mengasihi yang dimiliki oleh manusia, tidak semua manusia bisa mencintai manusia lainnya, tidak setiap manusia bisa mengasihi manusia lainnya, karena hanya manusia yang benar-benar mengasihi seorang yang bisa merasakan arti cinta dan kasih sayang.
Cinta dan Kasih adalah hal yang lumrah yang dirasakkan oleh setiap manusia, karena manusia belum dikatakan sempurna jika belum memiliki rasa cinta dan kasih. Ketika manusia tidak memiliki rasa cinta kasih, manusia tersebut tidak ubahnya seperti robot.
Cinta dibagi kedalam 3 golongan :
1. 1.Cinta Kepada Tuhan
2. 2.Cinta Kepada Orang tua
3. 3.Cinta Kepada Sesama
Cinta Kepada Tuhan
Kita sebagai Mahluk ciptaan Tuhan, harus bersyukur dan mencintai pencipta kita yang memberikan wujud yang sempurna, karena manusialah makhluk yang diciptakan oleh Allah yang paling sempurna. Kita sebagai manusia telah diberikan akal, pikiran dan nafsu, manusia tidak seperti malaikat yang hanya di berikan akal dan pikiran, tetapi tidak diberikan nafsu dan kita tidak sama dengan hewan yang hanya diberikan nafsu dan akal. Kita adalah makhluk sempurna yang diciptakan lengkap dengan akal, pikiran,dan nafsu yang diberikan oleh Tuhan. Oleh karena itulah kita sebagai manusia harus bersyukur dan mencintai Tuhan yang menciptakan kita secara sempurna.
Cinta kepada Orang Tua
Kita tidak bisa hidup dan dilahirkan dibumi ini tanpa adanya orang tua. Mereka orang yang paling berjasa dalam hidup kita, bagaimana tidak, ibu yang mengandung kita membawa kita selama 9 bulan lamanya dan beliau tidak pernah mengeluh dengan adanya kita yang terkadang membuat sang ibu mual karna aktifitas kita dirahim beliau. Ketika kita lahir di dunia, disusui nya kita selama kurang lebih 2 tahun, diajarinya dengan penuh kesabaran,di mandikan nya dia dengan penuh perhatian, di didiknya dengan kearifan, kita diajari bagaimana cara berbudi luhur. Ayah yang selalu berharap anaknya lahir sempurna, tampan apabila anaknya lelaki dan cantik jika kelak anaknya perempuan. Ketika kita lahir, maka ayahlah yang meng-adzankan kita untuk pertama kalinya. Oleh karena itulah kita harus mencintai mereka sebagai orang tua kita, jangan ragu untuk membantunya ketika mereka butuh bantuan dan jangan ragu untuk mencintai mereka.
Cinta kepada Sesama
Tuhan menciptakan ciptaannya secara berpasang-pasangan. Ada yang kaya dan ada miskin, ada tua dan ada muda, ada hitam dan ada putih, ada hujan ada ada panas, ada senang dan ada sedih, dan ada laki-laki dan ada perempuan. Sudah menjadi kodrat bahwa laki-laki mencintai perempuan dan juga sebaliknya, dan tentunya kita juga harus menyayangi sesama mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Cinta dan Kasih adalah hal yang lumrah yang dirasakkan oleh setiap manusia, karena manusia belum dikatakan sempurna jika belum memiliki rasa cinta dan kasih. Ketika manusia tidak memiliki rasa cinta kasih, manusia tersebut tidak ubahnya seperti robot.
Cinta dibagi kedalam 3 golongan :
1. 1.Cinta Kepada Tuhan
2. 2.Cinta Kepada Orang tua
3. 3.Cinta Kepada Sesama
Cinta Kepada Tuhan
Kita sebagai Mahluk ciptaan Tuhan, harus bersyukur dan mencintai pencipta kita yang memberikan wujud yang sempurna, karena manusialah makhluk yang diciptakan oleh Allah yang paling sempurna. Kita sebagai manusia telah diberikan akal, pikiran dan nafsu, manusia tidak seperti malaikat yang hanya di berikan akal dan pikiran, tetapi tidak diberikan nafsu dan kita tidak sama dengan hewan yang hanya diberikan nafsu dan akal. Kita adalah makhluk sempurna yang diciptakan lengkap dengan akal, pikiran,dan nafsu yang diberikan oleh Tuhan. Oleh karena itulah kita sebagai manusia harus bersyukur dan mencintai Tuhan yang menciptakan kita secara sempurna.
Cinta kepada Orang Tua
Kita tidak bisa hidup dan dilahirkan dibumi ini tanpa adanya orang tua. Mereka orang yang paling berjasa dalam hidup kita, bagaimana tidak, ibu yang mengandung kita membawa kita selama 9 bulan lamanya dan beliau tidak pernah mengeluh dengan adanya kita yang terkadang membuat sang ibu mual karna aktifitas kita dirahim beliau. Ketika kita lahir di dunia, disusui nya kita selama kurang lebih 2 tahun, diajarinya dengan penuh kesabaran,di mandikan nya dia dengan penuh perhatian, di didiknya dengan kearifan, kita diajari bagaimana cara berbudi luhur. Ayah yang selalu berharap anaknya lahir sempurna, tampan apabila anaknya lelaki dan cantik jika kelak anaknya perempuan. Ketika kita lahir, maka ayahlah yang meng-adzankan kita untuk pertama kalinya. Oleh karena itulah kita harus mencintai mereka sebagai orang tua kita, jangan ragu untuk membantunya ketika mereka butuh bantuan dan jangan ragu untuk mencintai mereka.
Cinta kepada Sesama
Tuhan menciptakan ciptaannya secara berpasang-pasangan. Ada yang kaya dan ada miskin, ada tua dan ada muda, ada hitam dan ada putih, ada hujan ada ada panas, ada senang dan ada sedih, dan ada laki-laki dan ada perempuan. Sudah menjadi kodrat bahwa laki-laki mencintai perempuan dan juga sebaliknya, dan tentunya kita juga harus menyayangi sesama mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
MANUSIA DAN HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.
Kebenaran
Kebenaran amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Kebenaran merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.
Kebenaran
Kebenaran amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Kebenaran merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Kata INDAH yang artinya adalah bagus, cantik, elok, molek, permai,keindahan merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dinikmati karena tidak jelas.Keindahan identik dengan kebenaran, keduanya memiliki citra yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik selalu bertambah. Keindahan bersifat universal tidak terikat dengan perseorangan, waktu, dan tempat, selera, mode , kedaerahan atau lokal.
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Nilai Estetik
Adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atausuatu golongan.
Nilai dibagi menjadi 2, yaitu :
1. nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya
2. nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Demikian banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita dapat mengetahui alasan mereka atau seniman menciptakan keindahan melalui hasil seni. Kalau Bagong Kussudiarjo ditanya mengapa ia menciptakan berbagai kreasi tarian baru yang menggambarkan kehidupan nelayan, petani, buruh pabrik, tentu ada berbagai macam jawaban mungkin ia ingin mengabadikan kegiatan masing-masing pekerjaan itu pada zamannya. Karena kelak apabila teknologi maju memasuki wilayah itu kegiatan mereka itu akan lain bentuknya. Atau mungkin ia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa keindahan itu tidak hanya dapat di kota-kota saja, dan yang menggemari keindahan itu bukan hanya para cendikiawan saja, tetapi di masyarakat, nelayan, buruh pabrik dan petani yang setiap hari berjuang demi sesuap nasi-pun merindukan keindahan.
Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.
Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah merupakan pertentangan yang serasi.
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Nilai Estetik
Adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atausuatu golongan.
Nilai dibagi menjadi 2, yaitu :
1. nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya
2. nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Demikian banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita dapat mengetahui alasan mereka atau seniman menciptakan keindahan melalui hasil seni. Kalau Bagong Kussudiarjo ditanya mengapa ia menciptakan berbagai kreasi tarian baru yang menggambarkan kehidupan nelayan, petani, buruh pabrik, tentu ada berbagai macam jawaban mungkin ia ingin mengabadikan kegiatan masing-masing pekerjaan itu pada zamannya. Karena kelak apabila teknologi maju memasuki wilayah itu kegiatan mereka itu akan lain bentuknya. Atau mungkin ia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa keindahan itu tidak hanya dapat di kota-kota saja, dan yang menggemari keindahan itu bukan hanya para cendikiawan saja, tetapi di masyarakat, nelayan, buruh pabrik dan petani yang setiap hari berjuang demi sesuap nasi-pun merindukan keindahan.
Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.
Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah merupakan pertentangan yang serasi.
Subscribe to:
Posts (Atom)