Monday, October 31, 2011

Kualitas Yang Harus Dimiliki Oleh Pemimpin Demokratis

Kualitas Yang Harus Dimiliki Oleh Pemimpin Demokratis
Seorang pemimpin demokratis harus mempunyai kualitas yang baik dibandingkan dengan anggota-anggota kelompoknya, yaitu antara lain :
1. Seorang yang rohaniah atau beribadah (Sprittual man)
2. Seorang yang berpandangan jauh ke depan (man of vision)
3. Seorang yang rendah hati (humble man)
4. Seorang yang sabar (patient man)
5. Seorang yang suka memahami (man of understanding)
6. Seorang yang memahami tanggung jawab dan maksud dari tiap-tiap anggotanya (man of responsibility and purpose)
7. Seorang yang berani (man of courage)
8. Seorang yang berpendirian teguh (man of integrity)
9. Seorang yang setia dan jujur (loyal)

Sifat-sifat dan tingkah laku Pemimpin Demokratis

Sifat-sifat dan tingkah laku Pemimpin Demokratis
Seorang pemimpin demokratis yang baik harus mempunyai sifat dan tingkah laku yang baik untuk menjadi panutan bagi setiap anggota-anggota kelompoknya, yaitu antara lain :
a. Sanggup mengadaptasi diri, tidak mudah gentar, suka mengadakan eksperimen, dan berani mencoba hal-hal yang baru.
b. Tulus ikhlas, teguh pendirian dan jujur.
c. Tidak memihak.
d. Berani mengambil keputusan.
e. Berinisiatif.
f. Polos dan original.
g. Cerdas, suka mengadakan observasi, ingin mengetahui, terbuka menerima gagasan, panjang akal, cerdik, dan sanggup menghadapi permasalahan.
h. Mempunyai pertimbangan akal sehat.
i. Berkeyakinan.

Pada umumnya rata-rata orang yang menduduki jabatan kepemimpinan memiliki keistimewahan dari anggota-anggota kelompok yang dipimpinnya dalam hal-hal berikut :

a. Pandai bergaul
b. Berinisiatif
c. Memiliki pendirian
d. Tahu akan pekerjaannya
e. Mempunyai keyakinan sendiri
f. Waspada selalu dan mengerti situasi
g. Suka berkerjasama
h. Populer di kalangan kelompok
i. Pandai menyesuaikan diri
j. Fasih berkomunikasi

Kualitas Seorang Pemimpin Yang Demokratis

Kualitas Seorang Pemimpin Yang Demokratis
Dari hasil yang telah dibuat, hasilnya menunjukkan bahwa pemimpin yang baik dan sukses menunjukan tingkah laku sebagai berikut :
a. Bersemangat, penuh energy.
b. Percaya diri.
c. Mengerti arah dan tujuan organisasi.
d. Tampil secara teknis :
1. Memiliki kompetensi dan memahami beberapa bidang pekerjaan.
2. Terampil melakukan tugas, mampu menerima ide dari orang lain, dan sanggup mendorong semangat mereka.
3. Sanggup untuk berkerja sama.
4. Sanggup membuat orang-orang merasa penting.
5. Sanggup mengorganisasikan dan mendelegasikan tanggung jawab.
6. Sanggup mengungkapkan dengan jelas buah-buah pikiran, baik secara lisan dan tertulis.
e. Mempunyai pandangan yang luas, dan sanggup menghadapi kenyataan.
f. Mempunyai Sifat-sifat personalities :
1. Sederhana dalam pembawaan, dipadukan dengan peningkatan diri sendiri.
2. Suka bersahabat, dan memiliki kasih sayang.
3. Suka bergaul, dan bermurah hati.
4. Tidak congkak dan tidak sombong.
5. Bijaksana
6. Ramah tamah, terbuka dan jujur.
7. Suka melayani orang lain.
8. Berani mempertahankan kebenaran.
9. Memiliki humor.

Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Demokratis

Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Demokratis
Sebagaimana telah disinggung bahwa kepemimpinan adalah suatu aksi atau tindakan. Demikian pula harapan yang dikembangkan agar dapat terlaksana dengan baik, dan menjadi kenyataan tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Memang pada hakikatnya, kepemimpinan yang demokratis menunjukkan ciri-ciri yang tampak jelas dari dalam motivasi yang jujur.
Ciri-ciri kepemimpinan yang demokratis antara lain:
1. Prosesnya meningkatkan kemampuan pribadi dalam usaha menyesuiakan diri, membantu memecahkan permasalahan, menolong untuk memperoleh kepuasan hati, memelihara gerak emosi, dan tumbuh dalam sikap dan tingkah laku yang matang.
2. Kemampuan diukur sesuai dengan apa yang berlaku kepada orang-orang lain.
3. Kepemimpinan itu tumbuh dari tindakan bersama untuk memecahkan permasalahan, dan bukan menjadi hak istimewa seseorang.
4. Kepemimpinan itu datangnya dari jumlah kelompok, dan bukan dari sumber luar. Oleh karena itu amatlah penting menyesuaikan diri dengan anggota kelompok. Jika ternyata seorang pemimpin tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan anggota staf atau dengan anggota kelompok, boleh jadi ia akan gagal atau kurang mendapatkan pengakuan sebagai seorang yang berbobot.
5. Kepemimpinan harus dapat memperkembangkan dan meningkatkan daya dan potensi setiap anggota kelompok untuk kebaikan umum.
6. Kepemimpinan harus dapat menyusun peraturan, menjalankan keputusan dan kebijaksanaan lainnya dengan baik.
7. Kepemimpinan harus dapat menbantu anggota kelompok untuk mendapatkan satu consensus.

KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS

KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS
Dalam masyarakat luas, tidak semua dapat menjadi pemimpin. Hanya orang-orang tertentu saja diangkat atau dipilih menjadi pemimpin dan yang lainnya menjadi orang yang dipimpin. Sebagai orang-orang yang dipimpin, kita harus pula menghormati pemimpin kita, dan sedapat mungkin bersama-sama pemimpin itu kita bergerak memajukan organisasi kita atau masyarakat kita. Demikian pula pemimpin harus berusaha, bekerja sebaik mungkin mengemban tugas kepemimpinannya agar dapat memenuhi harapan-harapan anggota yang dipimpinnya.
Pola kepemimpinan yang demokratis merupakan model yang patut menjadi sorotan zaman ini. Manusia menuntut satu sistem kepemimpinan yang lebih baikdan kerjasama yang dapat menguntungkan semua pihak dalam lingkungan organisasi.
A. Idealisme individu.
Pola kepemimpinan yang demokratis bertolak dari idealism kebudayaan kita. Itu sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman kita. Tujuan utama ialah untuk menggarisbawahi tujuan kita, maksud masyarakat kita, dan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat kita. Tiga dari idealism ini amat relevan dan fundalmental dihubungkan dengan kepeminpinan yang demokratis itu.
Idealisme yang pertama menjelaskan harkat dan martabat manusia sebagai satu individu. Manusia dalam hal ini menduduki urutan utama dalam lingkup kepemimpinan, baru lah kemudian menyusul benda material, termasuk teknologi dan peralatan lainnya. Segala urutan dan proses kepemimpinan harus lebih mengutamakan manusia. Manusia sebagai makhluk yang punya pikiran, akal, jasa, dan potensi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tertentu. Karena manusia punya atribut maka ia harus bertanggung jawab memanfaatkan atribut itu dan berusaha memperkembang orang lain, yang dalam hal ini ialah orang-orang yang berada dilingkungan kepemimpinan. Memang masyarakat yang terbaik terdiri dari individu yang dapat meningkatkan potensi mereka secara baik dan sempurna.
Idealisme kedua menunjuk pada pemanfaatan kuasa intelek untuk memecahkan permasalahan manusia. Sebagai pemimpin yang memiliki kelebihan dari anggota-anggota kelompok, sudah tentu memiliki kecakapan yang khusus dan itu dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Memang dalam setiap diri manusia terdapat emosi, yang seringkali amat mempengaruhi kuasa intelek, namun jika intelek dan emosi dapat berjalan bersama-sama dalam proses kepemimpinan akan menolong untuk memecahkan permasalahan dan untuk kesejahteraan manusia.
Idealisme ketiga menunjuk pada keyakinan atas kerjasama kelompok dalam usaha memecahkan berbagai macam masalah. Diharapkan semua anggota kelompok akan menyumbangkan pemikiran-pemikiran baru dan atas keterlibatan mereka dalam kesempatan ini akan menolong mereka lebih menyadari tanggungjawab mereka, meningkatkan dedikasi mereka melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang demokratis selalu akan memainkan fungsi untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi. Dua prestasi akhir yang selalu menjadi tujuan utama. Yang pertama agar masyarakat mengalami perubahan dan juga perbaikkan. Supaya tugas dapat terlaksana dengan baik, harus tercipta efisiensi kerja yang praktis. Sedangkan yang kedua menunjuk pada mereka yang bertugas melaksanakan pekerjaan. Diharapkan mereka sendiri telah mengalami perubahan. Mereka telah berhasil memanfaatkan tenaga kerjanya dengan baik, dan mereka sendiri telah memiliki pandangan dan pengertian yang lebih luas. Bilamana mereka telah dapat memperkambang potensi yang dimiliki oleh orang-orang lain. Dengan demikian, maka terpadulah satu kekuatan kerja, melaksanakan pekerjaan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kepemimpinan yang demokratis sang pemimpin bertindak sebagai seorang anggota kelompok dalam menetapkan tujuan, memilih cara melakukan, dan membagi-bagi tugas kepada para pegawai. Dari sini tampak bahwa banyak kebijaksanaan yang datangnya dari bawahan. Bersama-sama anggota kelompok pemimpin bertanggungjawab untuk mencapai sukses. Di dalam corak kepemimpinan yang demokratis inilah adanya kemungkinan semua anggota dalam kelompok boleh turut berperan serta dalam mengambil keputusan penting. Kesatuan kerja pun tampak jelas, dan semuanya melaksanakan tugas penuh tanggungjawab.

B. Motivasi
Kepemimpinan yang demokratis merupakan bagian yang lebih disukai banyak orang. Tetapi model kepemimpinan semacam ini bukanlah timbul secara tiba-tiba. Bukan pula hal itu sebagai akibat kebijaksanaan yang dibuat oleh mereka yang sedang menduduki jabatan penting. Hal ini adalah suatu hasil motivasi yang lahir dari hati manusia, dan secara sadar menunjukkan prestasi kerja yang tinggi. Memang secara alamiah manusia memiliki motivasi yang tinggi, dan seorang pemimpin harus tahu betul akan hal ini. Seorang pemimpin yang berusaha menekankan pola kepemimpinan demokratis dalam pelayanannya punya keyakinan seperti yang tercantum di bawah ini:
1. Kesejahteraan kelompok terjamin atas dasar terpenuhinya kesejahteraan masing-masing individu.
2. Keputusan diambil melalui kerjasama. Keputusan bersama lebih kuat dan serasi, dibandingkan dengan keputusan perorangan.
3. Setiap buah pikiran didengar secara terbuka.
4. Setiap anggota kelompok dapat menyampaikan pendapat masing-masing.
5. Demokratis harus menjadi cara hidup.
6. Kemajuan datang dari dalam kelompok, bukan dari luar kelompok.
7. Metode demokrasi adalah yang lebih efisien.
8. Setiap orang tidak tergantung sama lain.
9. Saling mengisi dalam kelompok. Kasih sayang satu sama lain merupakan komponen penting dalam kepemimpinan di tengah masyarakat demokratis.

Monday, October 10, 2011

DAERAH PENGARUH

Metode-metode mempengaruhi seperti diatas dilakukan dalam banyak konteks, hal ini benarbila kita mendasarkan pada kenyataan bahwa O dan P dapat ditafsirkan sebagai kelompok maupun individual. Oleh karena itu, daerah pengaruh mencangkup hubungan-hubungan : Antar perseorangan, kelompok dengan seseorang, kelompok dengan kelompok, dan seorang dengan kelompok.

ELEMEN-ELEMEN PROSES MEMPENGARUHI

Proses mempengaruhi mencangkup 3 unsur : Orang yang mempengaruhi (O), metode mempengaruhi (), dan orang yang dipengaruhi (P). Secara singkat proses mempengaruhi dapat digambarkan sebagai O  P. Pada hakekatnya, O mempunyai empat sarana yang tersedia untuk mempengaruhi P. Diambil dari bentuk kekuasaan, sarana-sarana tersebut adalah kekuatan phisik, penggunaan sanksi (positif dan negative), keahlian dan kharisma (daya tarik). Kekuasaan phisik sebagai suatu sarana paksaan atau penggunaan kekerasan dan merupakan bentuk pengaruh paling kasar. Hal ini melibatkan ancaman atau penggunaan kekuatan nyata untuk mempengaruhi kegiatan dan mendsapatkan persetujuan.
Sanksi-sanksi positif dan negative adalah sarana sederhana untuk meenghargai atau menghukum. Penggunaan keahlian sebagai suatu wewenang juga dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu juga dapat mempengaruhi seseorang. Pengaruh daya tarik pribadi juga dapat mempengaruhi posisi atau kedudukan dalam suatu organisasi dan memungkinkan seseorang dipandang berkualitas dan berkepribadian oleh para anggota yang menempati kedudukan lebih bawah.

PENGARUH, KEKUASAAN DAN WEWENANG

Dari pendapat Scott dan Mitchell tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pengaruh adalah kegiatan-kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Sebagai contoh, seorang karyawan yang bekerja keras mungkin akan mempengaruhi orang lain untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempunyai pengaruh. Mempunyai kekuasaan berarti mempunyai kemampuan untuk merubah perilaku atau sikap individu-individu lainnya. Dalam contoh diatas, orang yang bekerja keras akan mungkin mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi kelompok kerjanya bila dia merupakan orang yang mempunyai pengaruh di dalam kelompoknya. Wewenang adalah salah satu tipe kekuasaan. Hal ini didasarkan pada pengakuan secara sah atau menurut hukum atas suatu usaha untuk mempengaruhi.

PENGERTIAN PENGARUH

Menurut Scott dan Mitchell pengaruh merupakan suatu transaksi social dimana seorang atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan. Sumber-sumber pengaruh untuk perseorangan atau kelompok dalam organisasi terdapat pada status jabatan, system pengawasan atau balas jasa dan hukuman, pengawasan finansial (anggaran), pemilikan informasi dan penguasaan saluran komunikasi.
Seseorang bersedia menjalankan permintaan orang yang dapat mempengaruhinya secara efektif karena merasa dirinya puas kalau memang dapat melaksanakan apa yang diminta oleh orang berpengaruh tersebut. Motivasi seseorang dapat bersifat dari tercapainya hasil-hasil yang maksimum, diperolehnya imbalan material atau perasaan disukai atau diterima oleh orang lain. Jadi, seseorang menjadi secara otomatis menuruti apa yang diminta oleh orang yang berpengaruh tanpa mengharapkan imbalan atau pamrih.

PROSES MEMPENGARUHI : WEWENANG DAN KEKUASAAN

PROSES MEMPENGARUHI : WEWENANG DAN KEKUASAAN

Suatu proses adalah setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan - tujuan organisasi. Proses mempengaruhi, pengambilan keputusan, dan komunikasi adalah proses – proses manajerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Ketiga proses organisasi dan manajemen ini merupakan bagian vital system organisasi formal dan mempunyai implikasi – implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.